Konflik Palestina Vs Israel
Selongsong Rudal Balistik Houthi Timpa Atap Warga Israel di Yerusalem, 11 Pemukim Yahudi Luka-luka
Sistem pertahanan udara Israel terbukti tidak aman bagi para pemukim Yahudi saat mengintersep serangan rudal balistik Houthi Yaman.
Selongsong Rudal Balistik Houthi Timpa Atap Warga Israel, 11 Pemukim Yahudi Luka-luka Saat Panik
TRIBUNNEWS.COM - Media Israel melaporkan kerusakan parah pada sebuah rumah yang disebabkan oleh pecahan-pecahan dari intersepsi rudal yang diluncurkan Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) terafiliasi gerakan Houthi dari Yaman pada Selasa (14/1/2025) pagi.
Laporan itu menyebut, sebuah selongsong rudal balistik Houthi tersebut ditemukan sepasang suami istri di atas rumah mereka saat sedang berjalan-jalan pagi.
"Pada Selasa, mereka terkejut saat mendapati bagian besar rudal balistik telah menghantam atap rumah mereka, nyaris mengenai mereka," kata laporan Times of Israel, dikutip Rabu (15/1/2025).
Baca juga: Mengapa Israel Takut pada Rudal Palestine-2 Houthi? Kecepatan Mach 16, Tembus Iron Dome dan Arrow
Rudal tersebut ditembakkan ke Israel Selasa dini hari oleh Houthi Yaman dan dicegat oleh Pasukan Israel.
Namun, selongsong rudal setelah intersepsi sistem pertahanan udara itu mendarat di Mevo Beitar, sebuah komunitas di pinggiran Yerusalem, dengan potongan besar mengenai rumah Zvika dan Michal Wexler, outlet Ynet melaporkan.
Michal menjelaskan, seperti jutaan warga Israel lainnya, keluarga tersebut terbangun di malam hari karena suara sirene yang memperingatkan mereka tentang serangan rudal.
Mereka segera mencari perlindungan di ruang aman mereka, area berdinding tebal yang dibangun di rumah-rumah Israel yang baru.
Michal mengatakan keluarganya tidak mendengar suara yang tidak biasa.
Suara ledakan keras dari ruang berperedam suara sekali pun lazimnya sering terdengar oleh warga di darat, bahkan di dalam ruang aman yang tertutup rapat.
Tanpa sepengetahuan keluarga tersebut, satu bagian rudal Houthi jatuh dari langit dan mendarat di rumah mereka, menghancurkan atap.
“Kami keluar pada pagi hari seperti biasa untuk berjalan-jalan dan kami melihat beberapa kerusakan akibat puing-puing” di tanah, kata Michal.
“Baru ketika kami mendongak kami melihat roket di atap rumah kami.”
Zvika mengatakan bagian roket, yang panjangnya empat meter (13 kaki), menembus atap tetapi mendarat di atas ruang aman di bawahnya.
“Jika jatuh di bagian atap yang lain, saya tidak tahu bagaimana jadinya,” katanya.
Menurut Michal, mantan pejabat keamanan setempat yang membantu mengidentifikasi puing-puing itu sebagai bagian roket.
“Itu bukan bagian kecil, tetapi kami tidak mendengar terlalu banyak pada malam hari,” katanya.
Zvika mengatakan rumah itu sedang dinilai untuk menentukan apakah aman bagi keluarga itu untuk kembali ke dalamnya.
“Kecuali dari ketidaknyamanan saat roket mendarat di kepala Anda, semuanya baik-baik saja,” katanya.
Komando Front Dalam Negeri Pasukan Israel menyarankan orang-orang untuk tetap berada di ruang aman atau tempat perlindungan bom selama 10 menit setelah sirene berbunyi sebagai tindakan pencegahan terhadap jatuhnya puing-puing serta roket, rudal, dan drone.
Sebelumnya, dilaporkan sudah ada sejumlah insiden kerusakan, cedera, dan bahkan kematian akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Houthi yang didukung Iran menembakkan dua rudal ke Israel pada Senin malam dan Selasa dini hari.
Menurut militer Israel, Houthi telah meluncurkan sekitar 40 rudal balistik ke Israel sejak kelompok Hamas melakukan serangan Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam.
Israel dan sekutu Baratnya, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah melancarkan sejumlah serangan mendadak terhadap target-target Houthi di Yaman, tetapi mereka gagal membendung serangan tersebut.
Gerakan Perlawanan Yaman juga telah menembaki kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden sebagai bentuk blokade bagi kapal-kapal berentitas Israel.
Aksi Houthi ini dinyatakan sebagai dukungan terhadap perlawanan Palestina di Gaza.
Houthi menyatakan berjanji untuk melanjutkan serangan hingga ada gencatan senjata di Gaza.

11 Pemukim Yahudi Terluka Saat Panik untuk Berlindung
Sebelas pemukim terluka saat berlarian panik ke tempat perlindungan saat rudal dari Yaman diluncurkan, yang diklaim telah dicegat oleh Pasukan Pendudukan Israel (IDF).
Otoritas Penyiaran Israel (IBA) melaporkan bahwa sirene berbunyi di wilayah Palestina tengah yang diduduki dan wilayah pesisir selatan setelah peluncuran rudal.
Magen David Adom, layanan darurat nasional Israel, melaporkan 11 orang terluka saat bergegas ke tempat penampungan, bersama dengan empat kasus serangan panik parah.
Houthi Klaim Serangan Sukses
Kelompok Houthi atau Ansrallah di Yaman kembali menyerang Israel dengan rudal dan drone atau pesawat nirawak, Senin malam, (13/1/2025).
Juru bicara Houthi Brigjen Yahya Saree mengatakan dalam serangan itu pihaknya menggunakan satu rudal hipersonik berjenis Palestina 2. Dalam pada itu, jumlah drone yang diluncurkan berjumlah empat.
Saree kembali menyebut bahwa serangan Houthi terbaru ini merupakan bentuk dukungan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza yang diinvasi Israel.
“Sebagai balasan atas pembantaian terhadap rakyat kita di Gaza, dan tahapan kelima dalam pertempuran Penaklukan yang Dijanjikan dan Jihad Suci dan dalam rangka pembalasan atas agresi Israel di negara kita,” kata Saree dikutip dari kantor berita Saba.
Houthi mengklaim serangan itu menargetkan wilayah Jaffa (Tel Aviv) dan menuai keberhasilan.
“Angkatan Udara menjalankan operasi militer khusus yang menyerang target penting di Yaffa dengan empat drone, dan operasi itu sukses mencapai tujuannya,” ujar Saree.
Saat serangan dilancarkan, sirene peringatan berbunyi di Tepi Barat, Lembah Yordan, dan sebagian Israel Utara.
Dikutip dari i24 News, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim ada satu rudal yang ditangkis sebelum memasuki zona udara Israel.
Sementara itu, The Jerusalem Post melaporkan sistem pertahanan Israel berhasil menangkis drone di lokasi di Israel selatan yang tidak diungkapkan. Sirene peringatan tidak diaktifkan karena IDF meyakini serangan itu sudah bisa ditangani.

Serangan Israel ke Yaman
Serangan terbaru Houthi dilancarkan beberapa hari setelah Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Israel menyerang Yaman.
Baca juga: Mantan Kepala Intelijen Israel: Houthi Proksi Terakhir Iran, Harus Jadi Prioritas Utama
Israel dan sekutunya sempat berharap serangan ke Yaman bisa mencegah Houthi meluncurkan rudal lagi ke Israel. Meski memiliki kekuatan militer yang lebih baik, Israel dan sekutunya belum bisa membungkam Houthi.
Dalam serangan ke Yaman, Israel dan koalisinya menargetkan pembangkit listrik Hezyaz lalu Pelabuhan Hodeidah dan Ras Issa di pantan barat Yaman.
Serangan itu dilaporkan dikoordinasi oleh koalisi Inggris-Amerika yang menyerang target tertentu. Pada waktu yang sama Israel menyerang target lainnya.
Ada lebih dari 20 jet tempur Israel yang dikerahkan dalam serangan tersebut. Sebanyak 50 bom telah dijatuhkan.
Menurut laporan, 12 serangan di utara Ibu Kota Sanaa yang menargetkan fasilitas bawah tanah Houthi dilakukan oleh AS dan Inggris.
320 drone sudah diluncurkan
Militer Israel mengatakan kelompok Houthi sudah meluncurkan 40 rudal darat dan 320 drone ke Israel sejak perang di Jalur Gaza meletus.
Menurut IDF, kebanyakan rudal itu bisa ditangkis oleh sistem pertahanan.
“Sejauh ini, satu rudal yang jatuh telah diidentifikasi, dan dua penangkisan yang menyebabkan pecahan-pecahan jatuh di area itu,” kata IDF hari Kamis, (9/1/2025), dikutip dari Xinhua.
IDF mengklaim rudal Houthi lainnya gagal dalam perjalanan ke Israel.
Lalu, IDF mengatakan Angkatan Udara Israel telah mencegat lebih dari 100 pesawat nirawak.
Baca juga: Sehari Seusai Yaman Diguyur Bom AS Cs, Houthi Klaim Rudal Geruduk USS Harry Truman di Laut Merah
Serangan rudal dan drone Houthi memunculkan korban jiwa dan kerusakan di Israel.
Pada bulan Juli 2024 ada satu drone yang menghantam Tel Aviv dan menewaskan seorang pria di rumahnya.
Kemudian, pada bulan Desember 2024 satu rudal merusak sekolah dasar di Ramat Efal, pinggiran Tel Aviv, meski sudah dicegat IDF.
Houthi "the last man standing"
Seth J. Frantzman, seorang analis di Jerusalem Post, menyebut Houthi sebagai the last man standing atau pihak terakhir yang masih bertahan dalam kelompok Poros Perlawanan yang dipimpin Iran.
Berbeda dengan Houthi, Hizbullah sebagai salah satu anggota poros itu sudah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel.
“Houthi yang didukung Iran tampaknya sendirian dalam upaya menyerang Israel karena Iran dan kelompok proksi Iran lainnya telah melemah,” kata Frantzman pertengahan bulan ini.
“Mereka belum mengalami kemunduran besar sejak memulai serangan mereka terhadap Israel dan kapal-kapal setelah serangan Hamas tanggal 7 Oktober.”
Dia mengklaim Houthi bisa melancarkan serangan jauhnya kemudian bersembunyi di gunung-gunung sekitar Sanaa, Yaman.
Serangan Houthi itu sampai membuat sekutu dekat Israel, AS, harus campur tangan.
AS menjalankan Operasi Penjaga Kemakmuran pada bulan Desember 2023 guna melawan serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah. Operasi AS itu tidak membuahkan kesuksesan besar.
Baca juga: 320 Drone Yaman Sudah Diluncurkan ke Israel, Houthi: Israel Gagal Tangkis Rudal Hipersonik Kami
Adapun Israel menyebut serangan Houthi sebagai salah satu front dalam perang perang tujuh front.
Serangan rudal dan drone Houthi terus berlanjut, bahkan ketika Hamas dilaporkan didera kemunduran di Gaza dan Hizbullah sepakat untuk mengadakan gencatan senjata dengan Israel.
“Rezim mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah tumbang. Milisi di Irak yang didukung Iran juga saat ini tampaknya telah berhenti menyerang Israel,” kata Frantzman.
(oln/ToI/*)
Konflik Palestina Vs Israel
Wanda Hamidah Berlayar ke Gaza Palestina, Siap Lahir Batin Jadi Relawan Perempuan Satu-satunya |
---|
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.