Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Dihantui Hizbullah, Sepertiga Pemukim Yahudi di Israel Utara yang Mengungsi Tak Mau Kembali

Agresi militer tentara Israel (IDF) selama dua bulan sebelum gencatan senjata di sepakati, tidak menghasilkan apapun bagi pelemahan Hizbullah

khaberni/tangkap layar
Situasi di Kiryat Shmona di Israel Utara (wilayah Palestina yang diduduki) saat diserang kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah. 

Dalam jumpa pers untuk media asing, Sa'ar mengatakan Israel bertindak “sebagai tindakan pencegahan”.

“Itulah sebabnya kami menyerang sistem senjata strategis, seperti, misalnya, senjata kimia yang tersisa, atau rudal dan roket jarak jauh, agar tidak jatuh ke tangan para ekstremis,” katanya.

Apa yang diinginkan Israel dari Suriah?

Pemerintah belum membuat pernyataan apa pun di luar “bertindak demi kepentingan pertahanan Israel” yang dapat menunjukkan niatnya.

Namun, beberapa tokoh terkemuka Israel telah berbicara tentang pandangan mereka tentang apa yang seharusnya terjadi selanjutnya.

Benny Gantz, pemimpin partai Persatuan Nasional dan lawan Netanyahu, mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa ini adalah "kesempatan bersejarah" bagi Israel.

Ia meminta para pembuat kebijakan untuk "mengembangkan hubungan kita dengan Druze, Kurdi, dan kelompok lain di Suriah", yang menunjukkan bahwa Israel mungkin dapat mengembangkan hubungan dengan kelompok-kelompok yang secara tradisional menentang koalisi oposisi bersenjata yang menggulingkan al-Assad.

Pada hari yang sama, The Times of Israel mewawancarai seorang peneliti dan mantan anggota militer Israel, yang mengembangkan saran Gantz lebih jauh, dengan menyarankan bahwa Suriah dapat dipecah menjadi serangkaian kanton, yang masing-masing bebas bekerja sama dengan aktor eksternal, termasuk Israel.

“Negara-bangsa modern di Timur Tengah telah gagal,” kata mantan Kolonel Anan Wahabi, yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota minoritas Druze.

Berniat Lanjutkan Perang dengan Hizbullah

Belakangan, sejumlah indikasi menunjukkan kalau Israel memang berniat melanjutkan perang dengan Hizbullah meski gencatan senjata baru berjalan beberapa hari dari 60 hari yang disepakati.

Baca juga: Israel Langgar Gencatan Senjata di Lebanon pada Hari Kedua, Maroun Al-Ras Dibombardir Artileri

Satu di antaranya indikasi itu adalah Israel belum mau memulangkan para pemukim Yahudi wilayah Utara mereka ke rumah masing-masing.

"Tentara Israel mengatakan bahwa perintah untuk tidak memulangkan penduduk daerah terbuka di utara di Galilea Barat dan Galilea Atas masih berlaku," kata laporan Khaberni, Sabtu (30/11/2024)

Tentara Israel (IDF) juga mengumumkan larangan kembalinya pengungsi Lebanon ke rumah-rumah mereka sendiri di berbagai daerah di Lebanon Selatan.

"Adapun pihak pemerintah Lebanon menyatakan kalau Israel beberapa kali melanggar gencatan senjata," tulis laporan tersebut.

Baca juga: Usir Halus Pasukan Israel yang Tak Mundur-mundur, Lebanon Tambah Tentara Jadi 10 Ribu Personel

Sebagai rincian, Tentara Israel mengumumkan larangan kembalinya pengungsi Lebanon ke 10 kota di Lebanon selatan, yaitu: Shebaa, Al-Habbariyeh, Marjayoun, Arnoun, Yahmar, Al-Qantara, Shaqra, Baraashit, Bater, dan Al-Mansouri, hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved