Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Suriah

Strategi HTS untuk Gulingkan Assad: Teknologi Modern dan Serangan Besar-besaran

Setelah jatuhnya Assad, HTS berencana membangun pemerintahan baru dan menghadapi tantangan kompleks.

Aljazeera/Mahmoud Hassano/Reuters
Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Abu Mohammed al-Julani berbicara kepada orang banyak di Masjid Ummayad di Damaskus, setelah pemberontak Suriah mengumumkan bahwa mereka telah menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, pada Minggu, 8 Desember 2024. 

Namun, dia menyadari bahwa membangun negara baru tidaklah mudah dan harus memperhitungkan kekhawatiran dari kelompok minoritas agama.

"Kami menegaskan bahwa kaum minoritas di Suriah adalah bagian dari negara dan memiliki hak untuk menjalankan ritual, pendidikan, dan layanan mereka seperti warga negara Suriah lainnya," tegasnya.

Apa Tantangan yang Dihadapi Suriah ke Depan?

Dengan rencana yang telah dipersiapkan selama setahun, masa depan Suriah kini berada di persimpangan, menjanjikan harapan akan perubahan yang lebih baik di tengah tantangan yang kompleks.

Bagaimana Situasi di Suriah Saat Ini?

Di sisi lain, konflik Suriah masih berlanjut.

Ledakan besar terdengar di Damaskus pada 13 Desember 2024, yang ternyata berasal dari serangan udara Israel yang menargetkan instalasi militer.

Duta Besar Suriah untuk PBB telah mengirimkan surat yang menyesalkan agresi Israel.

Menteri Pertahanan Turki, Yasar Guler, mengatakan bahwa serangan Israel meningkatkan ketegangan di kawasan.

Sementara itu, terdapat laporan tentang pasukan Rusia yang menarik diri dari Suriah, menunjukkan adanya pergeseran kekuatan di wilayah tersebut.

Dengan berbagai dinamika yang berlangsung, termasuk peran baru pemerintah sementara Suriah dan keterlibatan AS, masa depan negara ini tetap sangat tidak pasti.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved