Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Suriah

Inggris Cemas Para Jihadis Asal Negara Mereka Kembali Pulang Seiring Pergolakan di Suriah

diyakini ada puluhan warga Inggris yang melakukan perjalanan ke Suriah untuk mendukung kelompok-kelompok jihad dan diyakini ditahan di Suriah

AFP/ABDULAZIZ KETAZ
Pejuang pemberontak Suriah yang dipimpin kaum Islamis melepaskan tembakan ke udara pada dini hari tanggal 8 Desember 2024, setelah menguasai pusat kota Homs dalam semalam. - Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi anti-pemerintah sekutu telah melancarkan serangan kilat sejak tanggal 27 November, menyapu sebagian besar wilayah negara itu dari kendali pemerintah, termasuk kota-kota besar Aleppo, Hama, Homs, dan ibu kota Damaskus. (Photo by Abdulaziz KETAZ / AFP) 

Dame Angela mengatakan kepada BBC, “tidak ada dasar untuk membuat keputusan” atas klaim ini karena negara itu “dalam pergolakan perubahan”.

“Sebagian besar warga Suriah yang tiba dan mengklaim suaka dalam beberapa tahun terakhir melarikan diri dari rezim Assad, yang sekarang telah runtuh dan pergi,” katanya.

Ditanya tentang lebih dari 5.000 warga Suriah yang berada di Inggris menunggu keputusan suaka, Dame Angela mengatakan kepada Today: “Kami tidak dapat mengambil keputusan tentang kasus-kasus itu.”

Dia menambahkan bahwa Inggris tidak berencana untuk mendeportasi orang kembali ke Suriah karena situasi di negara itu terlalu “cairan”.

"Negara-negara harus aman dan dinilai aman dengan prosedur kami sebelum kami dapat mempertimbangkan untuk kembali," katanya.

Dengan hubungan masa depan antara Barat dan Hayat Tahrir al-Sham, kelompok yang memimpin koalisi pemberontak Suriah, masih belum jelas, keputusan apakah Inggris menganggap Suriah tempat yang aman untuk kembali adalah keputusan diplomatik yang kompleks.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved