Pengamat Sorot The Economist Usai Sebut Diplomasi Prabowo ‘Putus Asa’: Pandangan yang Sempit
Menurut Fahmi, pandangan redaksi The Economist dalam tajuk itu sempit sebab lawatan Prabowo ke sejumlah negara justru mencerminkan fleksibilitas.
Penulis:
Glery Lazuardi
Editor:
Malvyandie Haryadi
AFP/MINA KIM
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto (kiri) di dalam 10 Downing Street, di pusat kota London, pada 21 November 2024. (Photo by Mina Kim / POOL / AFP)
“Sama seperti ketika mereka tak mampu melihat bahwa ada kekejaman dan genosida yang sedang berlangsung di Palestina,” ujar Hasan di Instagram @hasan_nasbi.
Ia pun menilai The Economist terperangkap dengan cara pandang media barat yang sulit memahami diplomasi negara-negara dari dunia Timur yang ingin membina persahabatan dengan siapa pun
“Mereka ingin memaksakan logika biner. Kalau berteman dengan RRC maka tidak bisa berteman dengan US, begitu juga sebaliknya,” kata dia.
Baca Juga
Rocky Gerung Sebut Prabowo Mulai Tampak Militeristik, Beda dengan SBY yang Juga Berlatar Militer |
![]() |
---|
Pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB Dinilai Cerminan Indonesia Terus Dukung Kemerdekaan Palestina |
![]() |
---|
Budi Gunawan dan Hendi Terpental dari Kabinet, Bagaimana Hubungan PDIP-Megawati dengan Prabowo? |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 9 Halaman 85, Worksheet 2.3 |
![]() |
---|
Reaksi PKB Hingga PDIP Sikapi 'Cawe-cawe' Jokowi yang Dorong Prabowo-Gibran 2 Periode |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.