Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Gagal dengan Program Wajib Militer Ultra-Ortodoks karena Hanya 4 Persen yang Bertugas

Israel gagal dengan wajib militer ultra-Ortodoks karena hanya empat persen yang hadir untuk bertugas.

Editor: Muhammad Barir
Itai Ron / Gambar Timur Tengah / Gambar Timur Tengah melalui AFP
Petugas polisi Israel bentrok dengan pria Yahudi Ultra-Ortodoks selama protes Ultra-Ortodoks menentang wajib militer pada 16 Juli 2024 di Bnei Brak, Israel. Bulan lalu, mahkamah agung negara tersebut mengeluarkan keputusan yang mengakhiri kebijakan pemerintah yang mengecualikan pria ultra-Ortodoks, atau Haredi, dari wajib militer. Wajib militer telah menjadi bagian besar dari kehidupan warga Israel, namun terdapat pengecualian bagi pria Haredi, yang justru melanjutkan studi Taurat secara penuh waktu. 

Israel Gagal dengan Program Wajib Militer Ultra-Ortodoks karena Hanya 4 Persen yang Bertugas

TRIBUNNEWS.COM- Israel gagal dengan wajib militer ultra-Ortodoks karena hanya empat persen yang hadir untuk bertugas.

Komunitas Haredi mengancam akan memblokir pengesahan anggaran Israel jika komunitasnya tidak dibebaskan dari wajib militer.

Kurang dari empat persen dari 3.000 warga Haredi (ultra-Ortodoks) Israel yang menerima perintah perekrutan sejak Juli untuk bergabung dengan militer telah melakukannya, radio tentara Israel melaporkan pada tanggal 28 Oktober.

Ketua partai Israel Beiteinu, Avigdor Lieberman, mengkritik komunitas Haredi atas kegagalannya berpartisipasi dalam genosida yang sedang dilakukan Israel di Gaza dan invasi ke Lebanon.

Lieberman mengkritik pemerintah karena gagal menegakkan perintah wajib militer, menekankan bahwa “tentara melanggar hukum” dan bahwa Menteri Pertahanan Yoav Gallant “harus memastikan bahwa hukum diterapkan kepada semua orang.”

 

 

 

 

Baca juga: Perintah Netanyahu Diabaikan, Menhan Israel: Hanya 70 Orang Yahudi Ultra-Ortodoks yang Daftar Wamil

 

 

 

“Pemerintah telah memperpanjang dinas reguler selama empat bulan dan dinas cadangan selama satu tahun,” kata Lieberman kepada Yedioth Ahronoth , seraya menambahkan: 
“Tidak ada lagi kuota, target, dan pengecualian - satu orang, satu wajib militer,” seraya menekankan bahwa “seluruh kisah kuota harus diakhiri.”

Anggota komunitas Haredi yang belajar di sekolah agama Yahudi saat ini dikecualikan dari wajib militer berdasarkan hukum. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan