Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Mulai Intensifkan Serangan ke Lebanon, Dua Orang Tewas

Menanggapi serangan udara baru-baru ini di Dataran Tinggi Golan, Israel mengancam akan menargetkan Hizbullah dengan “perang skala penuh”.

Editor: Hasanudin Aco
AFP
Asap mengepul setelah serangan udara Israel di desa perbatasan selatan Lebanon, Chihine. 

Konflik skala penuh antara Israel dan Hizbullah berada di ambang ledakan, dan pihak-pihak terkait perlu melakukan upaya untuk menahan dan mencegah perang habis-habisan yang dapat menimbulkan bencana serius bagi kawasan Timur Tengah.

'Kekacauan' di Beirut

Mengantisipasi serangan balik Israel, Hizbullah dan kelompok afiliasinya mengevakuasi warga di beberapa wilayah Lebanon dan Suriah yang dapat menjadi target, kantor berita AFP melaporkan mengutip sumber yang dekat dengan kelompok Lebanon tersebut.

Kekhawatiran akan pembalasan Israel juga meluas ke bandara internasional Beirut.

Suasana kacau pada Senin pagi di bandara internasional Beirut, karena banyak maskapai penerbangan membatalkan penerbangan mereka dan penumpang mengantre di mobil di luar terminal, demikian laporan Zeina Khodr dari Al Jazeera.

"Ada kekhawatiran bahwa bandara itu bisa menjadi sasaran," kata Khodr dari bandara.

"Sumber di sini memberi tahu kami bahwa sepanjang malam, ada pesawat nirawak Israel yang terbang di atas kepala."

Baik Israel maupun Hizbullah tampak bersusah payah untuk menghindari perang berskala penuh sejak mereka mulai saling serang pada bulan Oktober, sebagian besar membatasi serangan mereka ke zona perbatasan dan target militer.

Namun Khodr mengatakan “ada banyak kekhawatiran” di Lebanon bahwa gelombang serangan terbaru ini bisa menjadi pengubah permainan, yang mengarah pada ancaman yang lebih dalam di negara tersebut.

“Pertanyaannya adalah – apakah [Israel] akan menyerang infrastruktur Lebanon [sebagai balasannya] atau apakah mereka akan menyerang target Hezbollah?” ujarnya.

“Pertanyaan lainnya adalah – apa tanggapan Hizbullah? Jika tanggapannya terukur, maka konflik dapat diatasi. Namun jika tanggapannya tidak terukur, maka kita berbicara tentang konflik ini, yang sebagian besar terbatas di perbatasan, yang meluas.”

Randa Slim, seorang peneliti senior di Middle East Institute di Washington, DC, mengatakan Israel dan Hizbullah tidak tertarik pada perang habis-habisan karena mengantisipasi perpindahan massal penduduk mereka di sepanjang garis konflik dan karena pertempuran sudah berlangsung lama.

"Saya tidak berpikir Perdana Menteri Israel saat ini tertarik pada perang habis-habisan, sebagian karena ada konsekuensi yang tidak dapat dikendalikan dan tidak dapat diprediksi dari perang yang lebih besar di Lebanon, yang melibatkan Hizbullah. Karena pada akhirnya jika perang meningkat, Iran juga akan terlibat," kata Slim.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved