Konflik Palestina Vs Israel
Awas Perang! Yordania Tangguhkan Semua Penerbangan ke Beirut, AS Minta Warganya Tinggalkan Lebanon
Tanda-tanda Israel segera menginvasi Lebanon untuk memburu gerakan Hizbullah kian nyata. Yordania tangguhkan semua penerbangan ke Beirut, AS siaga
Invasi Israel Kian Jelas, Yordania Tangguhkan Semua Penerbangan ke Beirut, AS Minta Warganya Tinggalkan Lebanon
TRIBUNNEWS.COM - Tanda-tanda Israel segera menginvasi Lebanon untuk memburu gerakan Hizbullah kian nyata.
Otoritas Pengaturan Penerbangan Sipil Yordania, Senin (29/7/2024), memutuskan menangguhkan semua penerbangan maskapai nasional ke Bandara Beirut, Ibu Kota Lebanon untuk waktu yang singkat.
Baca juga: Pemboman Majdal Shams Ulah Roket Falaq Hizbullah atau Justru Gegara Rudal Eror Iron Dome Israel?
Pihak berwenang Yordania mengatakan kalau penangguhan penerbangan oleh perusahaan nasional adalah “tindakan pencegahan” untuk menilai risiko penerbangan ke Beirut.
Mereka kalau perkembangan situasi di wilayah tersebut akan dipantau dan tindakan akan diambil untuk memastikan pengoperasian penerbangan yang aman dan terjamin.
Baca juga: IDF Ungkap Penyebab Iron Dome Gagal Cegat Rudal ke Majdal Shams, Waktu Peringatan Cuma 20 Detik
AS Minta Warganya Tinggalkan Lebanon
Tanda lain dari peringatan 'awas perang', Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut mendesak warga negara Amerika di Lebanon pada Senin untuk mempersiapkan rencana penanganan krisis dan meninggalkan negara itu di tengah kekhawatiran akan serangan Israel, Anadolu Agency melaporkan.
Ketegangan meningkat antara Hizbullah dan Israel menyusul serangan rudal di kota Druze Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada hari Sabtu.
Sementara Israel menyalahkan Hizbullah atas serangan itu, yang menewaskan 12 orang dan melukai 40 lainnya, kelompok Lebanon itu membantah bertanggung jawab.
“Kami merekomendasikan warga negara AS mengembangkan rencana tindakan penanganan krisis dan meninggalkan negara itu sebelum krisis dimulai,” ujar Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Konsuler, Rena Bitter, mengatakan dalam pesan video.
Bitter mengatakan bahwa, jika penerbangan udara komersial tidak tersedia, “individu yang sudah berada di Lebanon harus bersiap untuk berlindung di tempat untuk jangka waktu yang lama.”
Menurut Radio Angkatan Darat Israel, militer merumuskan skenario untuk kemungkinan serangan terhadap Hizbullah dan meletakkannya di atas meja untuk diskusi tingkat politik guna menilai situasi.
Pada hari Sabtu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah bahwa Hizbullah akan "membayar harga yang mahal" atas serangan tersebut.
Kekhawatiran telah berkembang tentang perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah saling serang lintas perbatasan antara kedua belah pihak.
Eskalasi tersebut terjadi dengan latar belakang serangan mematikan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.300 orang sejak Oktober lalu, menyusul serangan oleh kelompok Perlawanan Palestina, Hamas.

Iron Dome dan Merkava Dikerahkan ke Perbatasan Utara
Hari Minggu malam waktu setempat (28/7/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mendapat "lampu hijau" untuk menyerang Hizbullah di Lebanon. Israel diprediksi akan melakukan serangan darat dalam 24 jam ke depan.
Konflik Palestina Vs Israel
Sidang Umum PBB 23 September di New York: Indonesia akan Bawa Isu Palestina |
---|
Rusia Turun Tangan, Bantu Warga Palestina Keluar dari Kota Gaza Saat Serangan Israel Menggila |
---|
Israel Klaim Punya Senjata Laser Berkecepatan Cahaya, Apa Itu Sistem Pertahanan Iron Beam? |
---|
Uni Eropa Hajar Netanyahu, Siap Jatuhkan Sanksi dan Kerek Tarif Dagang Gegara Genosida Gaza |
---|
Irlandia Desak PBB Tendang Israel dan Sekutunya, Buntut Genosida Gaza |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.