Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ikut-ikutan Israel, AS Kritik Fatah dan Hamas yang Teken Deklarasi Beijing

AS menyusul sekutunya, Israel, yang mengkritik Fatah dan Hamas setelah mereka menandatangani Deklarasi Beijing pada 23 Juli 2024.

Pedro Pardo/AFP
Mahmoud al-Aloul, wakil ketua Komite Sentral Fatah (kiri), Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (tengah), dan Mousa Abu Marzouk, anggota senior Hamas, menghadiri perundinga ndi Wisma Negara Diaoyutai di Beijing. -- AS mengkritik Fatah dan Hamas yang menandatangani Deklarasi Beijing. 

TRIBUNNEWS.COM - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengkritik Fatah dan Hamas yang menandatangani Deklarasi Beijing untuk menyatukan 14 faksi perlawanan Palestina.

Deklarasi Beijing ditandatangani pada Selasa (23/7/2024) dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri China di Beijing pada 21-23 Juli 2024.

Meski AS belum meninjau teks Deklarasi Beijing yang mengakhiri perpecahan di antara faksi-faksi perlawanan Palestina, AS tetap tidak mendukung peran Hamas dalam memerintah Jalur Gaza setelah perang.

“Dalam hal mengatur Jalur Gaza di akhir konflik, tidak ada peran organisasi Hamas," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, Rabu (24/7/2024).

Matthew Miller mengatakan, dia tidak yakin perjanjian tersebut akan berdampak pada diskusi yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

"Amerika ingin melihat Otoritas Palestina memerintah Jalur Gaza dan Tepi Barat setelah perang," kata Matthew Miller.

Namun, ia kembali menegaskan, Hamas tidak boleh berkuasa di Jalur Gaza.

“Tetapi tidak, kami tidak mendukung peran Hamas karena mereka ternoda oleh darah warga sipil yang tidak bersalah, baik warga Israel maupun Palestina,” kata Matthew Miller, seperti diberitakan Al Waqi Al Akhbar.

Matthew Miller tidak mengatakan apakah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, akan membicarakan Deklarasi Beijing secara khusus dalam pertemuannya yang akan datang dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.

Kritikan ini muncul setelah sekutu AS, Israel, mengkritik langkah Fatah yang bekerja sama dengan Hamas untuk menandatangani Deklarasi Beijing untuk menyatukan faksi-faksi perlawanan Palestina.

"Hamas dan Fatah di Tiongkok menandatangani perjanjian untuk bersama-sama mengendalikan Gaza setelah perang," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, di akun X, Selasa (23/7/2024).

Baca juga: Indonesia Dukung Kesepakatan Hamas-Fatah dalam Deklarasi Beijing, Berharap Agar Diimplementasikan

"Hal ini tidak akan terjadi karena kekuasaan Hamas akan berakhir dan Abbas akan melihat Gaza dari jauh,” menurut klaimnya, merujuk pada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas yang berasal dari gerakan Fatah.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan Fatah dan Hamas telah menandatangani Deklarasi Beijing pada Selasa kemarin di Beijing.

Menteri Luar Negeri China itu menegaskan poin terpenting dari Deklarasi Beijing adalah kesepakatan untuk membentuk pemerintahan rekonsiliasi nasional sementara untuk mengelola Jalur Gaza setelah perang, yang diharapkan akan berujung pada keanggotaan penuh Palestina di PBB.

14 faksi Palestina yang hadir dalam Deklarasi Beijing:

  1. Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah)
  2. Gerakan Perlawanan Islam (Hamas)
  3. Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP)
  4. Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP)
  5. Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ)
  6. Partai Rakyat Palestina
  7. Front Perjuangan Rakyat Palestina
  8. Gerakan Inisiatif Nasional Palestina
  9. Front Populer untuk Pembebasan Palestina - Komando Umum
  10. Persatuan Demokratik Palestina (FIDA)
  11. Front Pembebasan Palestina
  12. Front Pembebasan Arab
  13. Front Arab Palestina
  14. Pelopor Perang Pembebasan Rakyat (Pasukan As-Sa'iqa).

Jumlah Korban

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved