Konflik Palestina Vs Israel
Terusir Hizbullah, Pemukim Israel Utara Tak Bisa Pulang Sebelum Akhir Agustus, IDF Sanggup 2 Bulan?
Artinya, Israel berencana 'menuntaskan' ancaman yang ditimbulkan gerakan Hizbullah dalam dua bulan ke depan.
Jumlah itu dipastikan meningkat seiring terus berlanjutnya eskalasi hingga Juni 2024.
Media Israel awal pekan ini melaporkan, ketakutan meningkat di kalangan pemukim Israel di wilayah utara Hizbullah di Lebanon terus melakukan operasi penyerangan setiap hari tanpa ada tanda-tanda kalau mereka terlindungi oleh aksi apa pun yang dilakukan IDF.
Baca juga: Media Israel: IDF Gagal Pukul Mundur Pasukan Khusus Radwan Hizbullah Melewati Sungai Litani

Pencegahan Saja Tidak Cukup
Selama lebih dari 8 bulan, warga Israel di pemukiman di utara dilaporkan WSJ berada dalam kegelisahan yang mencekam.
"Mereka (warga pemukim Israel di Utara) mengantisipasi perang yang akan segera terjadi," lapor outlet tersebut.
Warga pemukim Israel disebut takut terjadi perang karena mereka memahami besarnya risiko yang ditimbulkannya, terutama setelah menyaksikan operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan kelompok milisi Perlawanan Palestina di Gaza.
Channel 13 melaporkan pada Jumat lalu kalau warga Israel di Utara sedang mengalami gangguan mental karena "dampaknya tidak terbatas pada situasi keamanan namun juga mencakup situasi psikologis dan ekonomi."
Menurut WSJ, operasi Hamas 7 Oktober bertajuk Banjir Al Aqsa telah membuktikan kalau pencegahan “saja tidak cukup,”.
Perang terbuka lintas perbatasan, tulis laporan, sejauh ini belum terjadi karena kedua belah pihak menyadari risiko hancur-hancuran bagi keduanya saat konflik terbuka pecah.
Namun, belakangan pemerintah Israel jengah dan bersiap meluncurkan serangan besar-besaran ke Lebanon.
"Dan hal ini juga berlaku pada pemahaman lama kalau skenario saling menghancurkan telah menghalangi perang baru antara entitas pendudukan Israel dan Hizbullah Lebanon," tulis laporan tersbeut.
Baca juga: Ungkap Kelemahan Besar Israel, Mayor Jenderal IDF: Pasukan Radwan Hizbullah Bisa Acak-acak Haifa

Endus Gelagat Banjir Al Aqsa II
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan pejabat tinggi pemerintahannya telah berulang kali memperingatkan Israel agar tidak memperluas perang dengan Hizbullah.
Biden khawatir kalau Israel tidak akan mampu menangani kedua front dengan berperang melawan milisi Lebanon sementara tengah bertempur melawan milisi pembebasan Palestina di Gaza.
Baca juga: Cueki AS, Israel Mau Gempur Lebanon: Hizbullah Punya 150 Ribu Rudal, IDF Tak Siap Perang Multifront
Dalam laporan sebelumnya, WSJ melaporkan kalau pejabat tinggi militer dan keamanan di Israel sejatinya bernafsu untuk melancarkan serangan “pencegahan” terhadap Lebanon dan Hizbullah, hanya beberapa hari setelah dimulainya operasi Perlawanan Gaza.
Namun, Biden secara pribadi turun tangan untuk menghentikan sekutu terdekat AS tersebut.
Biden mengambil langkah ini karena takut akan meluas menjadi perang regional.
Konflik Palestina Vs Israel
Lagi, AS Veto Resolusi DK PBB Soal Gencatan Senjata Gaza untuk Keenam Kalinya |
---|
Israel Pamer Iron Beam, Perisai Laser Canggih yang Bisa Hancurkan Roket dan Drone |
---|
Sidang Umum PBB 23 September di New York: Indonesia akan Bawa Isu Palestina |
---|
Rusia Turun Tangan, Bantu Warga Palestina Keluar dari Kota Gaza Saat Serangan Israel Menggila |
---|
Israel Klaim Punya Senjata Laser Berkecepatan Cahaya, Apa Itu Sistem Pertahanan Iron Beam? |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.