Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Prancis Gaduh, Anggota Parlemen Kenakan Pakaian Berwarna Bendera Palestina, Sesi Sidang Ditunda

Anggota parlemen sayap kiri di parlemen Prancis menghadiri sesi sidang dengan mengenakan pakaian yang mewakili warna bendera Palestina.

Tangkapan Layar Twitter/X
Anggota parlemen sayap kiri di parlemen Perancis pada hari Selasa (4/6/2024) menghadiri sesi sidang dengan mengenakan pakaian yang mewakili warna bendera Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota parlemen sayap kiri di parlemen Prancis pada hari Selasa (4/6/2024) menghadiri sesi sidang dengan mengenakan pakaian yang mewakili warna bendera Palestina.

Dikutiip dari Anadolu, di majelis rendah parlemen atau Majelis Nasional, beberapa anggota parlemen sayap kiri mengenakan pakaian berwarna hijau, yang lain mengenakan pakaian hitam dan merah.

Sisanya mengenakan pakaian putih, mewakili warna bendera Palestina.

Sesi tersebut dihentikan setelah Rachel Keke, anggota partai sayap kiri La France Insoumise (LFI).

Ia pun memuji berkibarnya bendera Palestina, seperti yang dilakukan rekan anggotanya Sebastien Delogu pekan lalu, yang berbuntut pada skorsing selama 15 hari.

“Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak,” kata Ketua Parlemen Yael Braun-Pivet, dikutip dari video yang dibagikan Middle East Eye di X.

“Saya pikir semuanya sudah sangat jelas dan Anda, seperti orang lain, sudah bisa membaca peraturan kami,” katanya.

Ia menyerukan agar Keke diberi sanksi dan menunda sementara sidang tersebut.

Sebelumnya, pembicara telah mengingatkan anggota parlemen sayap kiri bahwa anggota parlemen seharusnya mengekspresikan diri mereka “secara eksklusif dalam bentuk lisan”.

Keke terpilih menjadi anggota parlemen pada tahun 2022.

Dia menjadi terkenal setelah memenangkan perjuangan yang melelahkan untuk mendapatkan kondisi kerja yang lebih baik di hotel Paris tempat dia membersihkan.

Baca juga: Populer Internasional: Drone MQ-9 Terkena Rudal Houthi - Bendera Palestina di Parlemen Prancis

Prancis secara terbuka mendukung Israel sejak konflik dimulai pada 7 Oktober, namun anggota LFI tetap bersolidaritas dengan Palestina dan mengkritik sikap pemerintah.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 36.500 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan hampir 83.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat, dikutip dari Al Jazeera.

Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved