Konflik Palestina Vs Israel
Jalur Kehidupan Gaza Runtuh, PBB Peringatkan Warga Hadapi Kelaparan dan Neraka Kemanusiaan
Peringatan keras kembali menggema dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada kondisi di Gaza.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Peringatan keras kembali menggema dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Jalur kehidupan terakhir bagi jutaan warga sipil di Gaza resmi runtuh seiring serangan militer Israel yang semakin menggila.
Baca juga: Prabowo Sentil Pemimpin Dunia di Markas PBB: Orang-orang Tak Berdosa di Gaza Menangis Minta Tolong
Situasi ini membuat badan-badan kemanusiaan berteriak, warga Gaza tengah terperangkap di neraka tanpa jalan keluar.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa hanya dalam lima hari, 11 lokasi UNRWA yang menjadi tempat berlindung 11.000 orang hancur diterjang serangan langsung maupun tidak langsung. Kota Gaza pun makin luluh lantak.
“Kesempatan untuk membantu orang-orang yang kelaparan diblokir secara sistematis. Setiap minggu, pembatasan baru diberlakukan,” tegas OCHA dilansir dari website resmi PBB, Selasa (23/9/2025).
Satu Juta Lebih Mengungsi, Anak-anak Jadi Korban
Sejak runtuhnya gencatan senjata pada Maret lalu, lebih dari satu juta orang di Jalur Gaza terpaksa meninggalkan rumahnya.
Angka itu melonjak tajam: 200.000 orang berpindah dari utara ke selatan hanya dalam sebulan terakhir, termasuk 56.000 pengungsi baru sejak Minggu lalu.

Di tengah gelombang pengungsian, anak-anak menjadi korban paling rapuh. Tim UNICEF menemukan puluhan ribu bayi dan balita kekurangan gizi.
Untuk menyelamatkan mereka, UNICEF telah menyalurkan 200.000 paket makanan bayi kaya nutrisi dan 10.000 kotak biskuit energi tinggi untuk ibu hamil dan menyusui.
Namun, bantuan itu hanya setetes di tengah samudra kebutuhan.
Kelaparan sudah mengakar, malnutrisi merebak, dan ribuan keluarga hidup dengan sisa-sisa makanan seadanya.
Bantuan Terhambat, Selai Kacang Dicap “Barang Mewah”
Ironisnya, di tengah tragedi ini, akses bantuan justru semakin dipersulit.
Penyeberangan Zikim, satu-satunya jalur langsung ke Gaza utara, ditutup sejak akhir pekan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.