Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kisah Pilu Petugas Medis di Gaza: 8 Pasien Meninggal di Depan Mata Saya

Petugas medis asing di Gaza bekerja dalam keadaan yang mustahil untuk menyelamatkan banyak nyawa di Gaza.

Penulis: Hasanudin Aco
Abdulqader Sabbah / ANADOLU / Anadolu melalui AFP
Rumah Sakit Al-Shifa yang terbakar dan hancur akibat serangan Israel yang berlanjut di Deir Al-Balah, Gaza pada 1 April 2024. 

Kemudian juga ada “penghancuran layanan kesehatan secara sistematis” di Gaza sebagai akibat perang Israel.

Hal ini mendorong para profesional kesehatan yang memenuhi syarat untuk meninggalkan Gaza, sehingga memaksa para dokter untuk datang dari luar negeri membantu para petugas medis yang tinggal di sana.

Mosab Nasser, yang meninggalkan Gaza hampir 30 tahun lalu untuk belajar kedokteran, adalah salah satu dari mereka yang kembali.

Dia kembali pada bulan April sebagai CEO Fajr Scientific, sebuah organisasi nirlaba yang mengirimkan sukarelawan ahli bedah ke zona konflik.

Nasser dan timnya yang terdiri dari 17 ahli bedah bekerja di Rumah Sakit Gaza Eropa di Khan Younis di mana mereka menyaksikan beberapa korban perang yang paling mengerikan.

“Kami telah melihat ibu, ayah, dan anak-anak mengalami patah tulang dan tengkorak patah,” kata Nasser kepada Al Jazeera.

“Dalam beberapa kasus, kami tidak dapat menentukan apakah korbannya laki-laki atau perempuan setelah mereka ditindih atau dipukul.”

Terjebak dalam Perang

Setelah Israel merebut dan menutup penyeberangan antara Gaza dan Mesir, Nasser dan timnya terjebak selama beberapa hari.

Sebagian besar timnya – warga negara Amerika Serikat dan Inggris – akhirnya berhasil keluar melalui penyeberangan Karem Abu Salam (Kerem Shalom) di Gaza setelah berkoordinasi dengan kedutaan mereka.

Sebagai warga negara AS, Nasser pun hengkang.

Namun, timnya terpaksa meninggalkan dua anggotanya, satu dokter asal Mesir dan satu dokter Oman yang masih berada di Gaza karena negara mereka tidak mampu mengamankan evakuasi mereka.

Mereka kini menunggu WHO untuk mengatur keberangkatan mereka.

Dengan kepergian sebagian besar tim, Rumah Sakit Eropa kini hampir tidak memiliki ahli bedah lagi.

Nasser mengatakan bahwa sebagian besar petugas kesehatan Palestina yang memenuhi syarat telah melarikan diri ke daerah pesisir al-Mawasi setelah Israel memulai operasi militernya di Rafah , sebuah kota yang berbatasan dengan Mesir dan tempat 1,4 juta warga Palestina dari seluruh Gaza mencari perlindungan.

Nasser memperkirakan rumah sakit tersebut akan kewalahan menangani korban jiwa jika Israel memperluas operasinya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved