Konflik Palestina Vs Israel
Tentara IDF Satu Pangkalan Dievakuasi, Israel Sebut Gaza Medan Perang Paling Sulit di Dunia
Israel terpaksa mengevakuasi semua pasukan di sebuah pangkalan militer seiring kerasnya perlawanan Brigade Al Qassam Cs di Gaza
Tentara IDF Satu Pangkalan Dievakuasi, Israel Sebut Gaza Medan Perang Paling Sulit di Dunia
TRIBUNNEWS.COM - Perlawanan dari para milisi pembebasan Palestina di Jalur Gaza dilaporkan makin keras menghantam keberadaan pasukan Israel.
Pertempuran sengit, khususnya di Lingkungan Zaytoun pekan ini, dilaporkan membuat sejumlah tentara Israel tewas dan terluka parah.
Baca juga: Zaytoun di Gaza Membara, Al Qassam Hancurkan Tank Merkava Israel, IDF Kena Jebak di Terowongan
Baca juga: Rudal Rajum Brigade Al-Qassam Tewaskan 4 IDF di Kerem Shalom, Mesir Sibuk Tenangkan Israel
Serangan milisi perlawanan juga menyasar pangkalan militer Israel di Kerem Shalom yang memaksa pasukan pendudukan melakukan tindakan pencegahan.
Channel 14 Israel mengungkap, tentara pendudukan Israel terpaksa memindahkan pangkalan militer sementaranya itu yang dibuat demi operasi menginvasi Rafah.
"IDF mengevakuasi lokasi militer sementara di Jalur Gaza karena takut akan elemen perlawanan yang menyusup ke Jalur Gaza," tulis laporan media tersebut Rabu.

Medan Perang Paling Sulit di Dunia
Juru bicara panglima militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, menggambarkan Gaza sebagai “salah satu medan perang tersulit di dunia,” dan menekankan bahwa operasi militer di Rafah “tidak menjamin penghentian serangan ke Palestina.”
Berbicara pada konferensi Tel Aviv yang diselenggarakan oleh surat kabar Yedioth Ahronoth, Hagari menjelaskan bahwa “tantangan paling penting yang dihadapi tentara adalah kepercayaan masyarakat Israel,”
Hagari menambahkan, “Apa yang terjadi pada tanggal 7 Oktober memaksa kami untuk lebih berada pada posisi dan tahu bagaimana menerima Israel. kritik, dan setelah kegagalan kami mengambil tanggung jawab.”
“Yang memimpin perang adalah Kepala Staf yang bertanggung jawab, dan kami juga memahami implikasi dari tanggung jawab tersebut,” ujarnya.
“Kami merencanakan perang yang akan berlangsung sekitar satu tahun. Gaza mungkin adalah salah satu arena tersulit di dunia dalam hal pertempuran, intensitas, dan terowongan yang digali Hamas di bawah tanah,” lanjutnya.
Menurut data tentara Israel, 614 perwira dan tentara Israel tewas, dan lebih dari 3.362 orang terluka, sejak 7 Oktober 2023.

IDF: Kami Akan Tangani Rafah Secara Tepat
Mengenai penundaan operasi Rafah, Hagari mengatakan operasi tersebut belum dimulai beberapa bulan yang lalu karena “kondisi operasional” tidak sesuai karena banyaknya warga Gaza yang mencari perlindungan di kota dan sekitarnya.
Rafah, katanya, “tidak sepenting Khan Yunis dan Gaza utara,” mengacu pada wilayah lain di Jalur Gaza yang telah diratakan dengan tanah oleh tentara Israel.
“Kami akan menangani Rafah dengan cara yang tepat bagi kami,” kata Hagari.
Dia memperingatkan bahwa “bahkan setelah kami menangani Rafah ….. Hamas akan bergerak ke utara dan mencoba berkumpul kembali, bahkan dalam beberapa hari mendatang. Di mana pun Hamas kembali, baik di utara maupun di tengah Jalur Gaza, kami akan kembali beraksi.”
Pada Selasa, tentara pendudukan Israel menduduki kembali penyeberangan darat Rafah dan sekali lagi secara paksa mengusir warga Palestina di lingkungan timur kota Rafah menjelang invasi darat.

Santai Saat AS Ancam Setop Amunisi
Ketika ditanya tentang penundaan kiriman senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pemerintah AS sehubungan dengan potensi operasi besar Israel di Rafah, Hagari mengatakan bahwa Israel dan sekutu-sekutunya menyelesaikan perselisihan apa pun “secara tertutup”.
Hagari terkesan santai menanggapi ancaman AS yang mau menghentikan suplai amunisi. Dia yakin perselisihan bisa diselesaikan dan Israel akan mendapat yang mereka butuhkan.
Dia menggambarkan koordinasi antara Israel dan Amerika Serikat telah mencapai “ruang lingkup yang belum pernah ada sebelumnya. Saya pikir, dalam sejarah Israel.”
Pada hari Selasa, pemerintahan Biden mengkonfirmasi laporan bahwa mereka baru-baru ini menghentikan pengiriman besar bom seberat 2.000 dan 500 pon yang dikhawatirkan akan digunakan Israel dalam operasi darat besar-besaran di kota Rafah di Gaza selatan yang padat penduduknya.
Dengan dukungan Amerika, Israel terus melancarkan perang genosida di Gaza yang telah menewaskan dan melukai lebih dari 113.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan. Sekitar 10.000 orang juga hilang di tengah kehancuran besar dan kelaparan.
(oln/khbrn/memo/*)
Konflik Palestina Vs Israel
Uni Eropa Hajar Netanyahu, Siap Jatuhkan Sanksi dan Kerek Tarif Dagang Gegara Genosida Gaza |
---|
Irlandia Desak PBB Tendang Israel dan Sekutunya, Buntut Genosida Gaza |
---|
Israel Lepas Robot Peledak di Gaza, Bom Raksasa yang Bisa Ubah Kota Jadi Kuburan Hidup |
---|
Wanda Hamidah Berlayar ke Gaza Palestina, Siap Lahir Batin Jadi Relawan Perempuan Satu-satunya |
---|
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.