Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Lelah dan Kecewa, Ratusan Prajurit Cadangan Israel Kena Mental dan Ogah Ikut Serbu Gaza

Ratusan anggota cadangan Israel menandatangani surat ke pemerintah yang menyebut rencana pendudukan itu 'ilegal' dan bersumpah tidak bertugas.

tangkap layar/tc
MENANGIS - Tangkapan layar TC, Kamis (4/9/2025) yang menunjukkan seorang prajurit cadangan militer Israel (IDF) menangis di pelukan rekannya saat melakukan agresi militer di Gaza. Ratusan prajurit cadangan IDF dilaporkan menolak bertugas karena berbagai alasan termasuk krisis kepercayaan terhadap pemerintah mereka. 

Lelah dan Kecewa, Para Prajurit Cadangan Israel Kena Mental dan Ogah Ikut Serbu Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Israel memanggil sebanyak puluhan ribu warga pemukim mereka lewat jalur wajib militer untuk masuk menjadi tentara cadangan militer Israel (IDF).

Surat pemanggilan ini dikirim bulan lalu dan mulai berlaku pada 2 September di mana para prajurit IDF ini akan bertugas menjelang serangan yang direncanakan untuk merebut dan menduduki Kota Gaza. 

Baca juga: 40 Ribu Prajurit Cadangan Israel Mau Serbu Kota Gaza, Jenderal IDF Akui Tentaranya Kewalahan

"Mayoritas prajurit cadangan IDF tersebut telah bertugas ratusan hari sejak Israel memulai kampanye genosida terhadap Gaza," tulis laporan TC, dikutip Kamis (9/4/2025). 

Mereka kini diwajibkan untuk bertugas tiga bulan lagi, dan berpotensi seperempatnya lagi, tergantung pada bagaimana operasi berjalan.

Baca juga: Penyergapan Fatal IDF di Zaytoun: Bagaimana Hamas Tetap Menyala di Gaza Setelah Dua Tahun Perang?

Krisis Kepercayaan

Namun, terdapat kekhawatiran besar mengenai moral pasukan dan berapa banyak yang akan benar-benar bertugas. 

Ratusan prajurit bahkan menentang operasi tersebut dan mengancam tidak akan ikut bertugas.

"Rotasi ini adalah yang tersulit sejauh ini. Banyak yang merasa bimbang mengenai kekhawatiran para sandera yang ditawan Hamas," ujar para prajurit cadangan kepada surat kabar Haaretz

Beberapa anggota cadangan “telah menyatakan kalau mereka tidak percaya pada tujuan yang dinyatakan pemerintah Israel,” sumber Haaretz menambahkan.

Para pejabat senior yang dikutip oleh surat kabar Israel tersebut mengatakan kalau terdapat “krisis kepercayaan” antara pemerintah dan lembaga militer, yang berdampak pada prajurit militer mereka. 

Laporan itu mengatakan para komandan militer IDF di pasukan cadangan telah diperintahkan untuk menggelar konseling dan mengizinkan pasukan untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan mereka tentang serangan yang akan segera dilakukan untuk merebut Kota Gaza dan mendudukinya. 

"Kami bicara dan mengatakan apa yang kami pikirkan, tetapi tidak ada jawaban. Saya tidak ingat perasaan seberat itu dalam tugas-tugas sebelumnya. Bahkan hanya dari berbicara dengan para komandan, jelas bahwa kami akan memasuki perang yang bahkan IDF tidak inginkan," kata seorang prajurit cadangan kepada surat kabar tersebut.

"Tidak ada yang bisa menceritakan dongeng kepada saya setelah 280 hari pertempuran di Gaza. Sayangnya, saya tahu Gaza. Penaklukan Gaza tidak ada hubungannya dengan pengembalian para sandera. Kita semua mengerti itu."

Seorang tentara Israel di dekat perbatasan Jalur Gaza tampak menyandarkan kepalanya ke uung turret, laras meriam tank.
Seorang tentara Israel di dekat perbatasan Jalur Gaza tampak menyandarkan kepalanya ke uung turret, laras meriam tank. (khaberni/tangkap layar)

Banyak yang Menolak Bertugas

Laporan tersebut juga menegaskan kembali kekhawatiran terkini atas tingkat partisipasi menjelang operasi. 

Ia menambahkan bahwa ketidakhadiran itu jelas bagi semua orang, meskipun tentara mengaburkan dan meremehkan masalah tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan