Konflik Palestina Vs Israel
Paskah di Tengah Perang Gaza, Gereja-gereja Yerusalem Sepi
Umat Kristen di Gaza merayakan Paskah ketika serangan militer Israel terus berlanjut, sementara para peziarah menghindari Yerusalem karena perang.
“Tidak heran jika terjadi perang,” kata Kasia, yang berbicara tanpa menyebutkan nama lengkapnya.
"Ini mengerikan. Mereka membunuh anak-anak di Gaza. Ini sangat salah."
Seorang pendeta Pantekosta Nigeria dari Agege dekat Lagos mengatakan perang tidak akan membuat dia berhenti tinggal selama sebulan.
Namun dia mengakui bahwa dalam 30 tahun kunjungannya, dia belum pernah melihat Kota Suci begitu sepi.
Ada lebih banyak pendeta daripada jumlah orang di Gereja Makam Suci pada Kamis Putih.
"Orang-orang takut," katanya.
Penjaga toko George Habib di Kota Tua mengatakan, Paskah yang biasanya merupakan masa tersibuknya, kini justru sepi.
"Tidak ada seorang pun di sini," katanya.
"Ini lebih buruk dari Covid."
"Rasanya perang ini tidak akan pernah berakhir."
Baca juga: Malaysia Ringkus Pasutri yang Pasok 6 Pistol dan 200 Peluru ke Mata-mata Mossad Israel
Update Perang Israel-Hamas
Mengutip Aljazeera, setidaknya 32.782 warga Palestina telah terbunuh dan 75.298 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Revisi jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan.
Selain itu, Hizbullah membenarkan kematian Ismail Ali al-Zin, yang menurut Israel adalah komandan unit rudal antitank kelompok itu, setelah tentara Israel mengebom sebuah mobil di desa Kounine, Lebanon selatan.
Osama Hamdan dari Hamas membantah laporan bahwa putaran baru perundingan gencatan senjata akan segera dimulai.
Ia mengatakan bahwa Israel menolak untuk menjawab tuntutan kelompok tersebut.
Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan Israel melakukan pembantaian baru dengan mengebom tenda-tenda jurnalis dan membuat orang-orang mengungsi di dalam tembok Rumah Sakit Martir Al-Aqsa.
Di Tel Aviv, puluhan ribu warga Israel turun ke jalan mengecam pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menuntut kesepakatan segera untuk pembebasan tawanan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.