Konflik Palestina Vs Israel
UNCTAD: Butuh 70 Tahun untuk Membangun Kembali Gaza
Kondisi Gaza saat ini, kata UNCTAD, sudah tidak bisa ditinggali akibat serangan Israel tanpa henti. Perlu upaya efisien untuk memulihkan ekonomi Gaza.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Tiara Shelavie
"Tidak ada keraguan bahwa jumlahnya akan mencapai beberapa puluh miliar dolar, berdasarkan perkiraan konservatif," tulis laporan itu.
UNCTAD juga menyerukan gencatan senjata segera dan mobilisasi menuju "solusi dua negara".
Organisasi PBB itu juga menekankan situasi di Gaza tidak boleh diabaikan begitu saja, seperti yang terjadi sebelum 7 Oktober 2023.
UNCTAD juga menyinggung bahwa untuk mengamankan Gaza dan perekonomiannya, upaya yang efisien harus dilakukan.
Ekonomi Israel Ambruk
Bagi Israel, dampak genosida yang kejam terhadap warga Gaza mulai terjadi pada mereka.
Investasi di Israel mengalami penurunan drastis dan sektor ekonominya ambruk.
Pada akhir November 2023, Bank Israel merilis laporan yang mengumumkan bahwa perkiraan biaya perang di Gaza setelah Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, telah mencapai 198 miliar Shekel atau 53 miliar dolar AS.
"Total dampak kotor perang mencapai 198 (miliar Shekel)," bunyi laporan itu.
Baca juga: Hamas Bersumpah akan Balas Serangan Pasukan Israel di RS Ibnu Sina: 3 Korban Tewas adalah Pejuang
Bank Israel juga menambahkan, 107 miliar Shekel dialokasikan untuk belanja militer yang bersifat inklusif.
Selain itu, sekitar 260 ribu warga Israel mengajukan tunjangan pengangguran sejak awal agresi Israel di Gaza, situs berita Israel, Davar, melaporkan.
Dacar mengatakan, 142.500 dari pelamar itu, saat ini sedang menjalani cuti yang tidak dibayar.
Lantaran, sektor swasta terus memangkas staf karena krisis ekonomi akibat agresi Israel di Gaza.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.