Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

UNCTAD: Butuh 70 Tahun untuk Membangun Kembali Gaza

Kondisi Gaza saat ini, kata UNCTAD, sudah tidak bisa ditinggali akibat serangan Israel tanpa henti. Perlu upaya efisien untuk memulihkan ekonomi Gaza.

JACK GUEZ / AFP
Gumpalan asap hitam membubung di Jalur Gaza selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas pada 31 Januari 2024. 

TRIBUNNEWS.com - Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) memperkirakan butuh waktu 70 tahun untuk membangun kembali Gaza, Palestina.

Pada Rabu (30/1/2024), UNCTAD juga mengatakan genosida Israel di Gaza dan pengeboman tanpa henti, mengakibatkan wilayah kantong itu tidak bisa dihuni lagi dan membutuhkan miliaran dolar untuk pembangunan kembali.

Pada akhir November 2023 lalu, UNCTAD memperkirakan setidaknya 37.379 bangunan telah rata dengan tanah akibat serangan Israel.

Laporan terbaru UNCTAD menunjukkan jumlah itu meningkat hampir tiga kali lipat.

Dikutip dari Al Mayadeen, rekaman satelit di Gaza secara eksplisit menunjukkan kondisi wilayah kantong itu yang mengerikan, dengan hampir separuh infrastrukturnya hancur total.

Ekonom UNCTAD, Rami Alazzeh, yang juga salah satu penulis laporan soal Gaza, memperingatkan bahwa "semakin lama operasi (militer Israel) di Gaza berlangsung, semakin parah dampaknya."

Ia juga menegaskan bahwa Gaza tidak bisa ditinggali dengan kondisinya saat ini.

Secara ekonomi, Gaza telah menderita akibat blokade yang diberlakukan Israel selama 17 tahun.

Akibatnya, ada penurunan sebesar 4,5 persen selaam tiga kuartal pertama tahun 2023,yang mengarah pada genosida.

Sejak Oktober 2023, produk domestik bruto (PDB) Gaza mengalami penghematan sebesar 24 persen, ungkap UNCTAD.

Selain itu, PDB per kapita Gaza menurun sebesar 26,1 persen selama empat bulan terakhir, setara dengan penurunan yang terjadi selama masa blokade.

Baca juga: Pro-Palestina, Warga Camden Lempar Sepatu ke Anggota Dewan: Berapa Banyak Lagi Anak yang akan Tewas?

Tingkat pengangguran di Gaza juga meningkat menjadi 80 persen, dibandingkan sebelum genosida, yaitu 45 persen.

Diketahui, satu-satunya orang yang memiliki pekerjaan aktif adalah mereka yang memberikan bantuan kemanusiaan di Gaza.

Studi ekonomi dalam laporan terbaru UNCTAD menunjukkan bahwa membangun kembali Gaza dan memulihkan pertumbuhan 0,4 persen per tahun selama 15 tahun terakhir, diperkirakan akan membutuhkan waktu 70 tahun.

Sehingga, lanjut laporan itu, sejumlah besar bantuan diperlukan untuk membuat Gaza, setidaknya bisa dihuni oleh warganya.

"Tidak ada keraguan bahwa jumlahnya akan mencapai beberapa puluh miliar dolar, berdasarkan perkiraan konservatif," tulis laporan itu.

UNCTAD juga menyerukan gencatan senjata segera dan mobilisasi menuju "solusi dua negara".

Organisasi PBB itu juga menekankan situasi di Gaza tidak boleh diabaikan begitu saja, seperti yang terjadi sebelum 7 Oktober 2023.

UNCTAD juga menyinggung bahwa untuk mengamankan Gaza dan perekonomiannya, upaya yang efisien harus dilakukan.

Ekonomi Israel Ambruk

Bagi Israel, dampak genosida yang kejam terhadap warga Gaza mulai terjadi pada mereka.

Investasi di Israel mengalami penurunan drastis dan sektor ekonominya ambruk.

Pada akhir November 2023, Bank Israel merilis laporan yang mengumumkan bahwa perkiraan biaya perang di Gaza setelah Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, telah mencapai 198 miliar Shekel atau 53 miliar dolar AS.

"Total dampak kotor perang mencapai 198 (miliar Shekel)," bunyi laporan itu.

Baca juga: Hamas Bersumpah akan Balas Serangan Pasukan Israel di RS Ibnu Sina: 3 Korban Tewas adalah Pejuang

Bank Israel juga menambahkan, 107 miliar Shekel dialokasikan untuk belanja militer yang bersifat inklusif.

Selain itu, sekitar 260 ribu warga Israel mengajukan tunjangan pengangguran sejak awal agresi Israel di Gaza, situs berita Israel, Davar, melaporkan.

Dacar mengatakan, 142.500 dari pelamar itu, saat ini sedang menjalani cuti yang tidak dibayar.

Lantaran, sektor swasta terus memangkas staf karena krisis ekonomi akibat agresi Israel di Gaza.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan