Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Mayjen Inggris: Israel Kini Hadapi No-Win Situation Seusai Berbulan Perang Habis-habisan Lawan Hamas

Setelah berbulan-bulan berperang habis-habisan untuk membasmi Hamas, militer Israel menghadapi situasi yang tidak ada kemenangan

AFP/MENAHEM KAHANA
Tentara Israel beristirahat di dekat kendaraan mereka di Israel selatan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza pada 9 Januari 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (Menahem Kahana / AFP) 

Mayjen Inggris: Israel Kini Hadapi No-Win Situation Seusai Berbulan Perang Habis-habisan Lawan Hamas

TRIBUNNEWS.COM - Ketangguhan perlawanan milisi pembebasan Palestina di Gaza, Hamas dinilai sukses menyeret Israel ke dalam no-win situation, perang di mana sepertinya tidak ada kemenangan yang diraih.

Diketahui, Israel melancarkan sebuah perang yang tujuannya adalah menghancurkan kelompok militan Hamas.

Namun dalam prosesnya, Israel dianggap tidak dapat meneyimbangkan antara aksi yang mereka jalankan dan kehancuran yang ditimbulkan sehingga memunculkan reaksi balik tekanan dari publik internasional.

Baca juga: Komite Perlawanan Palestina: Hizbullah-Houthi-Kataib Hizbullah Bersatu, Awal Habisnya Israel

"Setelah tiga bulan pertempuran sengit di Jalur Gaza, militer Israel menghadapi dilema besar saat memasuki fase baru perang berdarah melawan Hamas: menyeimbangkan tujuannya untuk menghancurkan kelompok militan tersebut dan responsnya terhadap seruan yang semakin meningkat agar Israel mengurangi intensitas pertempuran demi menghindari pembahayaan warga Palestina yang tidak bersalah di daerah kantong yang padat itu," kata Mayjen Charlie Herbert, mantan perwira di tentara Inggris dilansir Insider, Kamis (11/1/2024).

Pensiunan jenderal tersebut menganalisis, untuk mencapai tujuannya, yang bahkan mungkin tidak mungkin tercapai, Israel perlu berperang dengan intensitas yang sama di selatan Gaza seperti yang mereka lakukan di utara jika berharap untuk menurunkan kemampuan Hamas.

"Namun aspek konflik ini adalah hal yang sangat penting, tepatnya soal apa yang menyebabkan begitu banyak masalah," jenderal tersebut.

Baca juga: Sersan IDF Kena Serangan Jantung Lihat Aksi Al-Qassam: Tentara Israel Kalah Telak di Gaza Selatan

Gambar yang diambil selama tur media yang diselenggarakan oleh militer Israel pada 8 Januari 2024, menunjukkan pasukan IDF beroperasi di daerah al-Bureij di Jalur Gaza tengah.
Gambar yang diambil selama tur media yang diselenggarakan oleh militer Israel pada 8 Januari 2024, menunjukkan pasukan IDF beroperasi di daerah al-Bureij di Jalur Gaza tengah. (Photo by MENAHEM KAHANA/AFP via Getty Images)

IDF Serba Salah dan Dilanda Dilema

Tentara Israel (IDF) menjalankan skema perang bumi hangus, bombardemen tanpa pandang bulu di Gaza dengan asumsi kalau itu adalah hukuman kolektif bagi Hamas berikut seluruh penghuni Jalur Gaza.

Warga sipil Palestina yang menjadi korban, jumlahnya sudah menembus angka lebih dari 20 ribu jiwa, Israel narasikan cuma sebagai 'collateral damage' dan menolaknya sebagai tindakan genosida.

Cara ini juga dianggap IDF paling pas untuk menghancurkan Hamas.

Namun belakangan, tekanan publik internasional, termasuk sekutu abadi mereka, Amerika Serikat (AS) membuat Israel harus memikirkan cara lain yang lebih efektif menumpas Hamas tanpa harus mengorbankan banyak korban jiwa warga sipil.

Cara alternatif ini, dianggap mustahil karena pada kenyataannya, Hamas tetap eksis meski bombardemen hanis-habisan Israel sudah menguras keuangan negara mereka.

Baca juga: Habiskan Rp 915 T di Gaza Lawan Hamas, Israel Malah Bikin Brigade Jenin Makin Galak di Tepi Barat

“Mereka terkutuk jika mereka melakukan hal tersebut (bombardemen Gaza), dan mereka terkutuk jika tidak melakukan hal tersebut, karena jika tidak (membumihanguskan Gaza), mereka tidak akan mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan,” kata Mayjen Charlie Herbert.

Ini jelas bukanlah situasi yang ideal bagi Israel.

Perang yang sedang berlangsung, yang dipicu oleh serangan Banjir Al Aqsa Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan gegara akumulasi penindasan tentara pendudukan selama bertahun-tahun, dibalas Israel dengan pemboman udara yang menghancurkan diikuti dengan invasi darat ke Gaza.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved