Konflik Palestina Vs Israel
Negara NATO Enggan Sumbang Kapal Perangi Houthi, Satgas Maritim AS di Laut Merah Cuma Besar di Nama
Keragu-raguan di kalangan sekutu AS menyebabkan Operation Prosperity Guardian berada dalam kesulitan melawan Houthi Yaman
Negara NATO Enggan Sumbang Kapal Perang, Satgas Maritim AS di Laut Merah Cuma Besar di Nama
TRIBUNNEWS.COM - Sepuluh hari setelah Menteri Pertahanan Amerika Serikar, Lloyd Austin mengumumkan pembentukan satuan tugas internasional untuk berpatroli di Laut Merah, sekitar setengah dari negara-negara yang disebutkan sebagai peserta belum secara nyata memberi kontribusi mereka.
Sementara negara-negara lain yang diklaim menjadi bagian dar Satgas tersebut, malah menolak deklarasi Austin tersebut.
Baca juga: Aliansi Rapuh AS di Laut Merah, Anggota NATO Ogah-ogahan Diajak Perang Lawan Houthi Yaman
Di bawah nama Operation Prosperity Guardian (OPG), “coalition of will” Washington klaim ini dimaksudkan untuk menghadapi serangan angkatan bersenjata Yaman dan milisi Ansarallah (Houthi) terhadap kapal-kapal terkait Israel yang mencoba melintasi Selat Bab al-Mandab.
Namun, hanya dua sekutu AS yang baru mengerahkan kapal perang ke pantai Yaman untuk mendukung koalisi.
Dua negara itu adalah Inggris, yang mengirimkan kapal perusak angkatan laut HMS Diamond, dan Yunani, yang mengumumkan pengerahan fregat angkatan laut Hellenic.
Cuma Nama Besar, Tak Mau Kirim Kapal
Fakta ini menyebabkan sejumlah analis geopolitik menyebut OPG sebagai aliansi rapuh yang besar di nama karena terdiri dari negara-negara besar yang punya armada angkatan laut mumpuni.
Menjadi cuma nama besar karena meski angkatan laut negara-negara ini tangguh, mereka enggan mengirimkan kapal-kapal perang mereka untuk berperang melawan Yaman dan Houthi di Laut Merah.
Baca juga: Ansarallah Houthi Yaman Serang Kapal Kontainer, AS Sibuk Tangkis Puluhan Drone dan 3 Rudal Balistik

Kanada, Norwegia, dan Belanda mengkonfirmasi keikutsertaan mereka dalam OPG namun sejauh ini hanya mengonfirmasi bakal mengirim segelintir petugas staf.
Demikian pula, Seychelles meratifikasi dukungan mereka terhadap koalisi tetapi mengklarifikasi: “Partisipasi kami tidak mencakup pengiriman kapal atau personel militer untuk berpatroli di Laut Merah. Peran kami adalah membantu dalam memberikan dan menerima informasi karena banyak hal yang terjadi di dekat kami dapat berdampak pada kami.”
Pihak berwenang di Bahrain – satu-satunya negara Teluk yang disebutkan sebagai bagian dari aliansi pro-Israel – belum mengomentari peran mereka dalam OPG.
Namun, panglima perang AS mengumumkan pembentukan koalisi tersebut dari markas besar Armada Kelima AS di Manama.
Pekan lalu, polisi Bahrain menahan seorang tokoh oposisi terkemuka yang mengkritik pemerintah karena bergabung dengan OPG.

Negara NATO Pun Enggan
Hal yang semakin memperumit masalah Pentagon adalah tiga anggota NATO terakhir yang disebutkan sebagai bagian dari aliansi tersebut – Spanyol, Italia, dan Prancis – langsung menolak untuk menyerahkan komando kapal mereka ke AS.
Kementerian pertahanan Perancis pekan lalu mengatakan, pihaknya mendukung upaya untuk “mengamankan kebebasan navigasi di Laut Merah.”
Konflik Palestina Vs Israel
Momen Duta Besar Palestina Palestina Hampiri Presiden Prabowo di Markas PBB |
---|
Pejabat Hamas Osama Hamdan: Pengakuan Negara Palestina Buah Perlawanan, Bukan Sekadar Simbol |
---|
Cak Imin: Presiden yang Berhasil Pidato dengan Baik Setelah Bung Karno, Hanya Pak Prabowo |
---|
Pertemuan Bahas Gaza Dihadiri oleh Presiden AS, Turki, Indonesia Berakhir |
---|
2 Media Israel Soroti Prabowo Ucap 'Shalom' Saat Berpidato di Markas PBB |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.