Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Laut Merah Lagi Panas, Giliran India Kirim Dua Kapal Perang Berpeluru Kendali ke Perairan Yaman

Kedua kapal perusak berpeluru kendali India itu ditugaskan untuk berpatroli di perairan dekat Aden di tengah gangguan yang melibatkan milisi Houthi

© KARIM JAAFAR / AFP
Kapal Perang Angkatan Laut India INS Kolkata tiba di Pelabuhan Hamad selama Pameran & Konferensi Pertahanan Maritim Internasional (DIMDEX) Doha pada tahun 2022. 

Houthi menargetkan kapal-kapal, terutama yang sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Israel, dengan rudal dan drone dalam status penghalauan.

Namun, seiring eskalasi konflik, Houthi juga mengancam akan menaikkan serangan ke skala 'penenggelaman' terhadap kapal-kapal berentitas Israel.

Baca juga: AS Kelabakan, Arab Saudi dan UEA Ogah Gabung Satgas Maritim Laut Merah Buat Perangi Houthi

Kapal perang Angkatan Laut AS berhasil menembak jatuh drone milik kelompok Houthi Yaman.
Kapal perang Angkatan Laut AS berhasil menembak jatuh drone milik kelompok Houthi Yaman. (USA Today)

AS Bentuk Satgas Maritim

Serangan Houthi itu semakin intensif dalam beberapa pekan terakhir sebagai reaksi terhadap perang Israel-Hamas.

Pada  Senin, kelompok pemberontak mengatakan mereka telah menyerang Swan Atlantic milik Norwegia dan MSC Clara menggunakan drone angkatan laut untuk “menunjukkan solidaritas” dengan warga Palestina di Gaza.

Laporan mengenai India yang meningkatkan kehadiran Angkatan Lautnya di kawasan ini terjadi setelah AS meluncurkan Satuan Tugas (Satgas) maritim bersama dengan negara-negara sekutu seperti Inggris, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, untuk membantu mengamankan lalu lintas pelayaran di kawasan perairan tersebut.

Baca juga: Cawe-cawe AS di Laut Merah, Kebodohan Lawan Houthi yang Bahayakan Satu Dunia Demi Israel

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan inisiatif koalisi tersebut pada  Senin, dengan mengatakan kalau Operation Prosperity Guardian akan berupaya untuk memastikan kebebasan navigasi melalui Laut Merah dan di Teluk Aden.

Austin mendesak “negara-negara yang berupaya untuk menjunjung tinggi prinsip dasar kebebasan navigasi ” untuk bersatu melawan serangan tersebut.

“Serangan-serangan ini sembrono, berbahaya, dan melanggar hukum internasional,” kata Austin saat konferensi pers di Tel Aviv.

(oln/*/RT/TC)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved