Konflik Palestina Vs Israel
Pakar: Drone Murahan Modifikasi Hamas Mampu Mengakali Kecanggihan Teknologi Militer Milik Israel
Pakar dan analis mengakui drone yang dimodifikasi Hamas mampu mengakali peralatan militer Israel yang jauh lebih canggih.
TRIBUNNEWS.COM - Bukan ledakan roket dari Gaza yang mengguncang tentara Israel di perbatasan pada 7 Oktober 2023 lalu, melainkan dengungan tidak biasa yang belum pernah mereka dengar sebelumnya.
Armada drone yang dijual secara online hanya dengan harga $6.500 memenuhi langit di atas pagar perbatasan Israel yang bernilai $1 miliar.
Drone-drone itu membawa bahan peledak dan melumpuhkan kamera, sistem komunikasi dan senjata yang dikendalikan dari jarak jauh, sehingga memicu terjadinya kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya, Bloomberg melaporkan.
Israel sebenarnya memiliki salah satu kendaraan udara tak berawak (UAV) atau drone terbesar di Timur Tengah.
Saat ini sistem drone generasi baru yang murah dan tersedia secara komersial, seperti yang digunakan Hamas dalam serangan 7 Oktober, mulai bermunculan.
Baca juga: AS dan Inggris Mulai Kerepotan, Belasan Drone Serang Berani Ganggu Kapal Perang Mereka
Perang dengan Hamas adalah peringatan bagi militer Israel tingkat atas mengenai potensi mematikan yang mereka miliki, menurut CEO Heven Drones Bentzion Levinson, yang perusahaannya memasok pesawat pengangkat berat dan drone bertenaga hidrogen kepada tentara Israel.
“Kami memiliki drone yang sangat besar, UAV ini, kami memiliki pesawat terbang, teknologi kami jauh lebih maju,” kata Levinson.
“Apa yang terjadi dalam perang ini adalah kami menyadari bahwa hal ini terjadi di luar perkiraan kami, baik di sisi pertahanan maupun ofensif.”
Penggunaan drone komersial yang dimodifikasi oleh Hamas untuk melakukan serangan telah mengungkap kerentanan yang signifikan dalam pertahanan udara dan darat Israel.
Taktik ini membuat lawan yang jauh lebih maju kewalahan, semuanya dengan anggaran terbatas.
Dengan terganggunya sistem pengawasan berteknologi tinggi, ribuan militan Hamas membanjiri perbatasan dengan truk dan paralayang.
Serangan terhadap Israel selatan adalah hari paling parah dalam antara kedua belah pihak, dengan sekitar 1.200 orang tewas dan sekitar 200 orang disandera.
Israel melancarkan invasi darat ke Jalur Gaza pada 27 Oktober.
Lebih dari 19.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak perang dimulai, menurut kementerian kesehatan yang dikuasai Hamas.
Seorang juru bicara tentara Israel menolak berkomentar tentang bagaimana mereka melawan drone atau kegagalan sistem peringatan dini.

Baca juga: Kapal Kargo Gelap-gelapan di Laut Merah, Sinyal Pelacakan Dimatikan agar Tidak Terdeteksi Houthi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.