Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Houthi Beraksi, AS Sibuk Tekel Rudal dan Drone di Laut Merah, Bidik Kapal Perang dan Wilayah Israel

kapal perang AS yang menjadi sasaran dari drone Houthi Yamana adalah USS Thomas Hudner

Tangkap Layar/BI/REUTERS/Murad Sezer
Kapal perang AS, USS Thomas Hudner, sebuah kapal perusak kelas Arleigh Burke menjadi sasaran drone tempur kelompok milisi perlawanan Yaman, Houthi (Ansarallah) pada Rabu (15/11/2023). 

Pekan lalu, pemberontak menembak jatuh drone militer AS MQ-9 Reaper yang beroperasi di lepas pantai Yaman di wilayah udara internasional, menandai kedua kalinya dalam empat tahun kelompok tersebut berhasil menjatuhkan aset tak berawak Amerika.

Laut Merah telah menjadi pusat intersepsi drone dan rudal oleh AS sejak dimulainya perang Israel-Hamas yang dimulai setelah serangan teror Hamas pada 7 Oktober.

Selain intersepsi Angkatan Laut AS, jaringan pertahanan udara canggih Israel telah digunakan untuk menjatuhkan rudal Houthi yang masuk.

Negara ini juga telah merelokasi beberapa kapal ke perairan yang bermasalah tersebut dalam upaya untuk meningkatkan pertahanan di tengah ancaman Houthi.

Asap mengepul dari Ramim Ridge di Galilea Atas setelah baku tembak antara Israel dan gerakan Hizbullah Lebanon di dekat Kibbutz Yiftah di perbatasan Israel dengan Lebanon pada 5 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Asap mengepul dari Ramim Ridge di Galilea Atas setelah baku tembak antara Israel dan gerakan Hizbullah Lebanon di dekat Kibbutz Yiftah di perbatasan Israel dengan Lebanon pada 5 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (Jalaa MAREY / AFP)

Hizbullah Bikin AS Makin Repot

Di luar Laut Merah, Israel – dan Amerika Serikat – juga menghadapi agresi lain yang didukung Iran di Timur Tengah yang semakin intens akhir-akhir ini.

Pasukan Israel telah melakukan baku tembak dengan militan Hizbullah di Lebanon di sepanjang perbatasan secara rutin.

Kelompok milisi yang didukung Teheran ini secara aktif telah menyerang pasukan AS di Irak dan Suriah lebih dari 50 kali dalam sebulan terakhir.

AS telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk mengendalikan konflik di Jalur Gaza dan menghindari ledakan kekerasan yang lebih besar di Timur Tengah.

AS berdalih kalau penambahan pasukan baru-baru ini di wilayah tersebut bertujuan untuk pencegahan.

Dalam pengarahan hari Selasa, juru bicara Pentagon ditanya oleh wartawan apakah hal ini efektif mengingat serangan yang sedang berlangsung dari kelompok-kelompok yang didukung Iran di negara-negara tetangga.

"Kami tidak ingin melihat konflik regional yang lebih luas. Sampai hari ini, hal tersebut belum terjadi. Kami belum melihat perang ini meluas ke negara-negara tetangga lainnya dan ke kawasan ini," Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh. “Apakah pencegahan berhasil? Kami rasa hal itu berhasil.”

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved