Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Buntut Sebut Bom Nuklir Bisa Dijatuhkan di Gaza, Menteri Israel Terancam Dipecat

Menteri Israel mengatakan, menjatuhkan bom nuklir di Gaza adalah salah satu kemungkinan dalam perang.

Penulis: Nuryanti
FADEL SENNA / AFP
Ilustrasi - Gambar pada 3 November 2023 dari posisi di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan menunjukkan kepulan asap yang mengepul selama pemboman Israel. Menteri Israel terancam dipecat. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Israel, Amichai Eliyahu, dari partai sayap kanan Otzma Yehudit, diskors buntut pernyataannya.

Menteri muda Israel itu sempat mengatakan, menjatuhkan bom nuklir di Gaza adalah salah satu kemungkinan dalam perang.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan, pernyataan itu tidak didasarkan pada kenyataan.

Netanyahu kini menskors Amichai Eliyahu dari rapat kabinet sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Dikutip dari Sky News, Amichai Eliyahu bukan bagian dari kabinet perang Israel, yang dibentuk setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Eliyahu disebut tidak mempunyai pengaruh dalam pengambilan keputusan pemerintah dalam perang tersebut.

Baca juga: Rumah PM Israel Benjamin Netanyahu Digeruduk Massa, Didesak Mundur, Disalahkan atas Serangan Hamas

Namun, pernyataan Eliyahu yang menghasut tersebut segera dikecam oleh anggota kabinet lainnya.

Hal itu membuat Eliyahu menarik kembali pernyataan tersebut.

"Siapa pun yang berakal sehat akan memahami bahwa komentar tersebut bersifat metaforis," katanya, Minggu (5/11/2023).

Terancam Dipecat

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, turut menanggapi pernyataan menteri muda itu.

"Untungnya orang-orang seperti ini tidak bertanggung jawab atas keamanan Israel," ujarnya.

Kini, pemimpin oposisi Israel segera menyerukan pemecatan Eliyahu.

"Pernyataan mengejutkan dan gila dari menteri yang tidak bertanggung jawab," kata Yair Lapid.

“Netanyahu harus memecatnya pagi ini,” lanjutnya.

Baca juga: Aksi Doa dan Bela Palestina, Zulhas: Apa yang Dilakukan Israel Bukan Lagi Perang tapi Pembantaian

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara kepada media di dalam The Kirya, setelah pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri AS di Tel Aviv pada 12 Oktober 2023.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara kepada media di dalam The Kirya, setelah pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri AS di Tel Aviv pada 12 Oktober 2023. (JACQUELYN MARTIN/POOL/AFP)

Pernyataan Amichai Eliyahu

Dilansir Insider, Amichai Eliyahu menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara radio.

Eliyahu juga mengatakan bahwa ia yakin tidak ada orang yang tidak ikut berperang di Gaza.

Ketika ditanya dalam wawancara apakah senjata nuklir dapat digunakan di Gaza, Eliyahu menjawab: "Itu salah satu caranya."

Eliyahu juga menganjurkan agar Israel mengambil kendali atas wilayah Jalur Gaza dan mengusir warga Palestina.

Menurutnya, warga bisa pergi ke Irlandia atau gurun pasir, menurut The Times of Israel.

Baca juga: Serangan Israel ke Kamp Pengungsi Gaza Tewaskan 38 Orang, Hamas Sebut Masih Banyak Korban Lain

PM Israel Benjamin Netanyahu merespons pernyataan itu dalam beberapa jam.

Kantornya mengeluarkan pernyataan bahwa komentar Eliyahu tentang senjata nuklir tidak didasarkan pada kenyataan.

Dikatakan bahwa militer Israel beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari menyakiti orang-orang yang tidak bersalah.

Namun, klaim itu sangat dibantah oleh para pengamat dan advokat di Gaza.

Menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.400 orang, Israel telah membombardir Gaza dengan serangan udara dan melakukan invasi darat.

Lebih dari 9.000 orang telah terbunuh di Gaza, banyak dari mereka adalah anak-anak.

Ilustrasi - Serangan Israel ke sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza, Jumat (3/11/2023).
Ilustrasi - Serangan Israel ke sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza, Jumat (3/11/2023). (Ist)

Baca juga: Jusuf Kalla Sarankan Jokowi Lakukan Dialog demi Hentikan Serangan Israel ke Palestina

Pada Minggu (5/11/2023), pasukan Israel membunuh tiga warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan, ribuan warga Palestina dari Gaza yang bekerja di Israel telah dicabut izinnya dan banyak yang ditahan serta menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi.

Al-Haq yang berbasis di Ramallah mengatakan, mereka mendokumentasikan tindakan hukuman, penahanan sewenang-wenang, dan perlakuan merendahkan terhadap pekerja Palestina dari Gaza yang berada di dalam Jalur Hijau pada 7 Oktober 2023.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved