Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Rusia Tak Kecam Hamas, PBB Tolak Solusi Moskow soal Konflik Israel-Palestina

Dewan Keamanan PBB menolak proposal Rusia soal solusi konflik Israel-Palestina. AS mengatakan Rusia tidak mengecam serangan Hamas ke Israel.

Editor: Daryono
Twitter Dewan Keamanan PBB @UN_News_Centre
Pertemuan Dewan Keamanan PBB membahas proposal Rusia untuk mengatasi situasi di Gaza, Selasa (17/10/2023). Dewan Keamanan PBB tidak mengadopsi proposal itu karena gagal memperoleh jumlah suara setuju yang diperlukan. 

TRIBUNNEWS.COM - Dewan Keamanan PBB menolak usulan Rusia untuk resolusi konflik antara Israel dan Palestina.

Hanya ada lima anggota Dewan Keamanan PBB yang menyetujui proposal itu, yaitu Rusia, Tiongkok, Uni Emirat Arab, Gabon, dan Mozambik.

Lima suara itu tidak cukup untuk meloloskan proposal yang diajukan oleh Rusia.

Agar Dewan Keamanan PBB dapat mengadopsi sebuah resolusi, usulan itu harus mendapat setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada satu pun dari lima anggota tetapnya yang menentang atau memberikan hak veto.

Sementara anggota lainnya, Inggris, Amerika, Perancis dan Jepang menentang usulan tersebut.

Selain itu, Albania, Brazil, Ekuador, Ghana, Malta, Swiss, Ekuador abstain.

Setelah pemungutan suara tersebut, Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, menggambarkan Dewan Keamanan PBB sebagai budak ambisi negara-negara Barat, dikutip dari France 24.

Baca juga: Putin: Serangan Hamas dan Israel Bahayakan Warga, Rusia Ajukan Resolusi Damai ke PBB

“Inilah satu-satunya alasan mengapa mereka gagal mengirimkan sinyal kolektif yang jelas dan kuat yang bertujuan meredakan situasi,” kata Vasily Nebenzya, Selasa (17/10/2023).

"Delegasi negara-negara Barat pada dasarnya menginjak-injak harapan global agar Dewan Keamanan PBB dapat mengakhiri kekerasan," katanya.

Ia mencatat pemungutan suara itu memperlihatkan negara mana yang mendukung penghentian kekerasan, memberikan bantuan kemanusiaan dan negara mana yang menghalangi semua itu untuk kepentingan egois dan politik.

“Kami sangat prihatin dengan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza dan tingginya risiko penyebaran konflik,” katanya.

AS: Rusia Tidak Mengecam Hamas

Pejuang Brigade Saraya al-Quds, sayap bersenjata gerakan Jihad Islam Palestina, berparade dengan senjata mereka di jalan-jalan Kota Gaza selama unjuk rasa, pada 29 Mei 2021, lebih dari seminggu setelah gencatan senjata mengakhiri konflik. 11 hari permusuhan antara Israel dan Hamas. (Photo by Thomas COEX / AFP)
Pejuang Brigade Saraya al-Quds, sayap bersenjata gerakan Jihad Islam Palestina, berparade dengan senjata mereka di jalan-jalan Kota Gaza selama unjuk rasa, pada 29 Mei 2021, lebih dari seminggu setelah gencatan senjata mengakhiri konflik 11 hari permusuhan antara Israel dan Hamas. (Photo by Thomas COEX / AFP) (AFP/THOMAS COEX)

Baca juga: Israel Tolak Kunjungan Zelensky, Sebut Sekarang Bukan Waktu yang Tepat

Menurut utusan AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, AS menolak usulan resolusi tersebut karena Rusia tidak menyebut Hamas sebagai pelaku serangan mendadak terhadap Israel.

“Dengan gagal mengecam Hamas, Rusia menutupi kelompok yang melakukan tindakan brutal terhadap warga sipil tak berdosa. Ini keterlaluan, munafik dan tidak dapat dipertahankan,” katanya, dikutip dari laman PBB, UN.

Vasily Nebenzya mengatakan kepada wartawan sebelum pemungutan suara, proposal Rusia tidak menyebutkan Hamas karena Moskow fokus pada masalah kemanusiaan.

Proposal Damai Rusia untuk Hamas-Israel

Foto ini didistribusikan oleh badan milik negara Rusia Sputnik menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan para kepala negara Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di kediaman negara Ala-Archa di Bishkek pada 13 Oktober 2023.
Foto ini didistribusikan oleh badan milik negara Rusia Sputnik menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan para kepala negara Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di kediaman negara Ala-Archa di Bishkek pada 13 Oktober 2023. (Pavel BEDNYAKOV / POOL / AFP)

Baca juga: AS-Israel akan Masukkan Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza, Cari Cara Agar tak Jatuh ke Tangan Hamas

Sebelumnya, Rusia mengajukan Resolusi Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan pembebasan sandera, gencatan senjata, distribusi bantuan dan evakuasi warga dengan aman pada Jumat (13/10/2023).

Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga mendukung terwujudnya penerapan solusi dua negara untuk Israel dan Palestina.

"Rusia berangkat dari postulat bahwa solusi negosiasi terhadap konflik Palestina-Israel tidak memiliki alternatif lain," kata Putin, merujuk pada solusi dua negara yang diajukan oleh PBB.

“Tujuan perundingan ini adalah penerapan formula dua negara PBB, yang menyiratkan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, hidup berdampingan secara damai dan aman dengan Israel," tambahnya, dikutip dari The Guardian, Sabtu (14/10/2023).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved