Media Rusia Soroti Pernyataan Menhan Prabowo yang Bantah Klaim Pentagon Soal Rusia dan China

Media Rusia Soroti Pernyataan Menhan Prabowo yang Bantah Klaim Pentagon Soal Rusia dan China

TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto menjadi sorotan media Rusia, Russia Today, terkait klaim yang dikeluarkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) soal Rusia dan China.

Pernyataan Prabowo itu terkait bantahan atas klaim Pentagon yang menyebutkan Indonesia juga ikut mengkritik kebijakan Moskow dan Beijing.

"Berbicara kepada wartawan pada hari Kamis, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan pernyataan AS tidak mencerminkan posisi negaranya, menyatakan bahwa Indonesia mengupayakan hubungan persahabatan dengan Rusia dan China," tulis Russia Today.

Baca juga: Komando Pasukan Khusus Ukraina Terbunuh dan Ditangkap, FSB Rusia: Senjata Mereka Ngeri-ngeri

Media Rusia itu menyebut, klaim Pentagon itu dikeluarkan saat Prabowo berkunjung ke Washington pekan lalu.

“Tidak ada pernyataan bersama dan tidak ada konferensi pers. Yang penting saya garis bawahi adalah hubungan kita dengan Tiongkok sangat baik. Kami saling menghormati, kami sudah memiliki saling pengertian. Saya menyampaikan hal itu di AS,” kata Prabowo.

Prabowo menambahkan “Kami berteman dekat dengan Tiongkok, kami menghormati Amerika, dan kami menjalin persahabatan dengan Rusia.”

Prabowo juga mengumumkan rencana untuk mengunjungi Beijing dan Moskow dalam beberapa bulan mendatang.

Secara tegas, Prabowo menyuarakan harapan kalau Indonesia -Jakarta- dapat berfungsi sebagai “jembatan” antara negara-negara yang bersaing.

Bunyi Klaim Pentagon: Indonesia Kutuk Invasi Rusia ke Ukraina

Surat resmi Pentagon, yang diterbitkan pada tanggal 24 Agustus berjudul ‘Pernyataan Pers Bersama Kementerian Pertahanan Amerika Serikat dan Kementerian Pertahanan Indonesia’ memang memiliki nada berbeda.

Laporan tersebut menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Indonesia “memiliki pandangan yang sama bahwa klaim maritim Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang luas di Laut Cina Selatan tidak sejalan dengan hukum internasional.”

Mereka juga “bersama” mengutuk tindakan Moskow di Ukraina, dan menuntut “penarikan penuh dan tanpa syarat” pasukan Rusia.

Meskipun Kementerian Pertahanan Indonesia mencatat pertemuan Subianto dengan Kepala Pentagon Lloyd Austin, Kementerian Pertahanan tidak menyebutkan pernyataan bersama apa pun dengan Washington.

Kemenhan Indonesia juga menegaskan tidak memberikan komentar mengenai Rusia atau Tiongkok.

Beijing dengan cepat menanggapi pernyataan Amerika tersebut, dan Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta mengklaim bahwa pernyataan tersebut belum disetujui oleh pejabat Indonesia sebelumnya.