Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia dan Ukraina Perang Drone Kamikaze, Seputar Adu Persenjataan UAV Kedua Negara

Rusia dan Ukraina sama-sama menggunakan drone kamikaze untuk menyerang lokasi dan target musuh. Berikut ulasan kekuatan persenjataan UAV Rusia-Ukraina

EPA/BBC
Pasukan pesawat nirawak (unmanned aerial vehicle/UAV) alias drone Orlan-10 milik Rusia bisa menargetkan tembakan artileri ke lokasi musuh dalam hitungan menit. 

Bagi kedua belah pihak - Rusia dan Ukraina - drone efektif untuk menemukan target musuh dan mengarahkan tembakan artileri ke arah target.

Dr Jack Watling, analis pertahanan di Royal United Services Institute, menjelaskan, pada masa lalu, pengintai musuh harus menghabiskan 20 atau 30 menit untuk menentukan target.

Sekarang berbeda.

"Pasukan Rusia dapat membawa senjata mereka untuk menyerang musuh hanya dalam waktu tiga sampai lima menit setelah pesawat tak berawak Orlan-10 melihat target."

Dr Marina Miron, peneliti pertahanan di Kings College London, mengatakan drone telah memungkinkan Ukraina untuk memaksimalkan kekuatan pasukannya yang terbatas.

"Jika Anda ingin mencari posisi musuh di masa lalu, Anda harus mengirimkan unit pasukan khusus... dan Anda mungkin kehilangan beberapa pasukan," katanya.

"Sekarang, yang kamu pertaruhkan hanyalah drone."

Pasukan drone Orlan-10 milik Rusia bisa menemukan lokasi musuh dan target hanya dalam hitungan menit.
Pasukan drone Orlan-10 milik Rusia bisa menemukan lokasi musuh dan target hanya dalam hitungan menit. (BBC)

Masalah utama dalam menggunakan drone militer adalah ukurannya yang besar dan bergerak lambat, serta mudah ditembak jatuh.

Mereka juga mahal untuk diganti - satu Bayraktar TB2 berharga sekitar $2 juta (£1,7 juta) sekitar Rp 30 Miliar.

Beralih ke Drone non-militer

Kedua belah pihak dalam perang - terutama Ukraina - semakin sering menggunakan model drone non-militer yang berukulan kecil dan murah seperti DJI Mavic 3, yang harganya sekitar £1.700 (Rp 33 juta).

Drone umum berjenis DJI Mavic 3
Drone umum berjenis DJI Mavic 3 (BBC)

Drone-drone komerisal buat umum ini dapat dimodifikasi dan dilengkapi dengan bom kecil, tetapi utamanya tugas mereka hanya untuk mengintai, digunakan untuk melihat pasukan musuh dan mengarahkan serangan.

Namun, kemampuan drone komersial jauh lebih tidak jelek daripada drone militer.

Misalnya, total jarak terbang DJI Mavic hanya 30km, dan hanya bisa terbang maksimal 46 menit.

"Rusia menggunakan perangkat elektronik untuk melawannya," kata Dr Miron.

"Pasukan Rusia memiliki senapan Stupor, yang menembakkan pulsa elektromagnetik," katanya. Ini menghentikan drone komersial untuk dapat bernavigasi menggunakan GPS, jelasnya.

Pasukan Rusia juga menggunakan sistem online, seperti Aeroscope, untuk mendeteksi dan mengganggu komunikasi antara drone komersial dan operatornya.

Sistem ini dapat menyebabkan drone jatuh atau kembali ke pangkalan, dan dapat menghentikan pengiriman informasi kembali.

(oln/BBC/TMT)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved