Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Xi Jinping Tiba di Moskow, Jadi Kunjungan Pertama Sejak Rusia Menginvasi Ukraina

Invasi ke Ukraina diperkirakan akan menjadi topik diskusi selama kunjungan tiga hari Xi Jinping ke Rusia.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Afiliasi Pemerintah Rusia/RT
Presiden China Xi Jinping berada di landasan pacu bandara Moskow, Rusia, pada Senin (20/3/2023). Xi Jinping disambut oleh Band militer Rusia. Kunjungan ini merupakan yang pertama sejak invasi Rusia di Ukraina. Xi Jinping dijadwalkan akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas sejumlah hal, termasuk proposal China untuk perdamaian Rusia dan Ukraina. 

Keduanya juga menggunakan surat-surat itu untuk mengutuk “hegemoni”, sebuah kiasan untuk tujuan bersama mereka untuk melawan apa yang dipandang Beijing dan Moskow sebagai tatanan dunia yang dipimpin AS.

Xi perlu melangkah dengan hati-hati selama kunjungannya ke Moskow, karena pemimpin China itu harus mempertimbangkan langkah antara memperkuat hubungan dengan mitra yang dianggap Beijing penting untuk melawan dominasi AS, sementara Beijing juga tidak ingin mengesampingkan Eropa yang semakin mewaspadai hubungan China-Rusia.

Putin meluncurkan invasi beberapa hari setelah dia dan Xi mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas" pada Februari tahun lalu.

Sejak saat itu China mengklaim telah bersikap netral, tetapi mendukung retorika Kremlin yang menyalahkan NATO atas konflik tersebut, menolak mengutuk invasi, dan terus mendukung Moskow secara finansial dengan meningkatkan pembelian bahan bakar Rusia secara signifikan.

China baru-baru ini berusaha mengubah citranya, memposisikan dirinya sebagai pendukung perdamaian dan mempertahankan hubungannya dengan Rusia sebagai hal yang baik untuk stabilitas global. Beijing merilis pernyataan dengan kata-kata yang tidak jelas mengenai “solusi politik” untuk konflik di Ukraina pada bulan lalu.

Setelah pengumuman perjalanan Xi ke Moskow pada Jumat (17/3/2023), Gedung Putih menyatakan keprihatinan tentang potensi proposal dari China yang akan “sepihak dan hanya mencerminkan perspektif Rusia.”

Misalnya proposal gencatan senjata, yang telah berulang kali diminta China, yang dinilai hanya akan memberikan jalan bagi Rusia untuk bergabung kembali sebelum melancarkan pembalasan, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby.

Ukraina juga diperkirakan akan mengawasi dengan cermat pertemuan tersebut, dan menegaskan kembali bahwa setiap rencana perdamaian harus dimulai dengan penarikan pasukan Rusia dari Kyiv.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved