Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

5 Strategi Singapura yang Dinilai Sukses Hentikan Penyebaran Virus Corona

Kalau warga Australia memborong tisu toilet, banyak warga Singapura menyerbu ke supermarket untuk membeli mie instan.

Editor: Hasanudin Aco
Catherine LAI / AFP
Seorang komuter yang mengenakan masker sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona COVID-19, menunggu tumpangan di stasiun kereta Mass Rapid Transit di Singapura pada 18 Maret 2020. 

Mereka yang pernah melakukan interaksi dengan yang sudah dinyatakan positif harus menjalani karantina di rumah.

Mereka yang melanggar akan dikenai denda besar, bahkan kemungkinan ditahan.

Seorang warga yang sudah memiliki status permanen residen tidak berada di rumah ketika seharusnya menjalani karantina, karenanya status residennya dicabut dan tidak boleh kembali lagi ke Singapura.

Untuk membantu pelacakan ini, pemerintah Singapura baru-baru ini meluncurkan aplikasi bernama 'TraceTogether' dan warga diminta untuk mengunduhnya.

Ketika pengguna aplikasi berada dekat satu dengan yang lain, atau berinteraksi, aplikasi kemudian akan mengirim sinyal lewat Bluetooth, mencatat seberapa dekat kontak yang terjadi dan berapa lama terjadinya kontak.

Aplikasi tersebut akan menyimpan data selama 21 hari dan pemerintah bisa mengaksesnya, jika seorang pengguna terkena virus.

5. Membuat pesan di media sosial yang jelas

Di awal krisis, pemerintah Singapura membentuk gugus tugas antar kementerian, yang melibatkan departemen kesehatan, keuangan dan kementerian lainnya.

Gugus tugas ini memberikan informasi setiap hari kepada publik dengan pesan yang konsisten.

Pesan yang dikirim lewat WhatsApp oleh pemerintah segera diterjemahkan ke dalam empat bahasa resmi di Singapura, yakni Mandarin, Inggris, Melayu dan Tamil.

Singapura juga membuat seri kartun dengan Professor Fisher sebagai tokoh utama dengan berbagai pesan yang praktis dan bermanfaat.

"Cuci tangan dengan teratur dengan sabun. Jangan gunakan masker kecuali sakit. Ambil jarak dengan yang lain", adalah inti pesannya.

Menurut Professor Fisher, "virus ini bisa ditanggulangi dan bila kita tidak bisa menanggulanginya, konsekuensinya serius".

"Lihat apa yang terjadi di Wuhan. Lihat apa yang terjadi di Italia. Kalau kita bisa menanggulanginya, itulah Singapura." kata Professor Fisher.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong juga berulang kali menyampaikan pidato di televisi untuk menyakinkan dan menjelaskan situasi.

"Kita tidak akan melakukan lockdown seperti yang dilakukan China, Korea Selatan atau Italia," katanya dalam pidato awal Maret.

"Yang kita lakukan sekarang adalah melakukan rencana bagi adanya langkah lebih ketat, mempersiapkan warga Singapura ketika nanti kita harus menerapkannya."

Persoalan di Singapura belum selesai
Walau sudah mengambil kebijakan dan diterapkan dengan baik, Singapura masih menghadapi ancaman karena virus corona masih menyebar di seluruh dunia.

Dalam dua pekan terakhir, terjadi kenaikan tajam dari 200 kasus menjadi lebih dari 800 kasus.

Hingga 30 Maret kemarin ada tiga kematian di Singapura.

Kebanyakan kasus positif berasal dari warga Singapura yang baru tiba dari luar negeri, namun beberapa kasus terjadi karena penularan lokal.

Kepala masalah biosekuritas dari Kirby Institute di Sydney, Raina MacIntyre mengatakan Singapura memang sudah berhasil mencegah penyebaran sebelumnya, namun kasus-kasus baru ini cukup mengkhawatirkan.

"Saya kira krisis belum lagi selesai bagi siapa saja di dunia ini," kata Professor MacIntyre.

"Saya kira Singapura dari awal sangat serius dan menerapkan kebijakan yang baik."

"Komunikasi dengan publik sangat baik. Namun kiga belum terbebas. Tidak seorang pun terbebas sekarang ini."

"Masalahnya, virus ini masih belum terkontrol di seluruh dunia, karenanya semua orang menghadapi risiko."

Minggu lalu, pemerintah Singapura kembali mengetatkan aturan dengan menutup bioskop dan bar.

Restoran masih boleh buka, namun mereka yang datang dibatasi.

Salah satu bandara tersibuk di dunia, Changi Airport sekarang melarang penumpang yang transit dan Singapura tidak lagi menerima masuknya turis.

Maskapai penerbangan nasional Singapora Airlines sudah menghentikan hampir semua penerbangan.

Singapura sudah berhasil memenangkan pertarungan awal melawan COVID-19, namun perang masih berlanjut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved