Dari 'lontang lantung', jadi preman, kondektur angkutan kota sampai menjadi petani panutan
Seorang pemuda asal Klaten, Jawa Tengah, bercerita bagaimana latar belakangnya menjadi preman mendorongnya membantu para pemuda jalanan dengan
"Petani yang bagus itu jangan asal nanam, kita harus rawat juga itu tanaman. Jadi kualitas yang kita utamakan, terus kuantitasnya harus berani," tegasnya.
Kontinuitas kualitas dan kuantitas produk, juga menjadi prioritas. Demi menjaga kontinuitas kuliatas dan kuantitas panen, dia pun tak menerapkan hari libur bagi para petaninya.
"Petani nggak ada hari liburnya. Kalau capek, ya istirahat. Begitu aja."
"Karena kita sudah kesepakatan sama perusahaan, kita sudah berjanji bahwa H+2 kita harus bisa nyuplai sayuran ke mereka," kata dia.
Ia menyatakan senang melihat para petani muda yang dibinanya bisa mendapatkan penghasilan secara teratur.
"Biasa yang kita didik untuk bertani alhamduillah ada yang bisa punya motor, ada yang beli ternak kambing, dan membantu orang tuanya untuk bercocok tanam lagi," kata Bagas.
- Petani kopi Gayo Aceh keluhkan panen menurun 'akibat perubahan iklim'
- Para petani Kendeng kembali aksi menyemen kaki di Istana Negara
- Nelayan, petani rumput NTT 'tak butuh' bantuan Australia
"Untuk ibu-ibu masyarakat di sini alhamdulillah bisa untuk tambah-tambah beli lauk."
"Kalau untuk saya sendiri, intinya supaya bisa nyekolahin anak," imbuhnya.