Sabtu, 4 Oktober 2025

Orang-orang yang dipukuli babak belur karena menjadi gay

Enam orang yang mengalami serangan kebencian homofobia berbagi kisah-kisah mereka.

Lima puluh tahun lalu, hubungan seks antara laki-laki di dalam ruang pribadi didekriminalisasi -tak lagi digolongkan sebagai pidana- di Inggris dan Wales.

Walaupun demikian, tindak kejahatan kebencian terhadap orang-orang gay terus berlanjut, dan serangan yang tercatat oleh polisi jumlahnya terus meningkat.

Ada 7.194 serangan di Inggris dan Wales dari April 2015 sampai Maret 2016. Para pegiat mengatakan inipun bukanlah gambaran lengkap, karena banyak korban masih tidak melapor. Enam orang yang mengalami serangan kebencian berbagi kisah mereka.


Perhatian: Cerita ini berisi rincian kekerasan dan gambar-gambar yang bisa mengganggu pembaca

James dan Dain sedang menikmati malam bersama di Brighton pada bulan Mei 2016. Ketika meninggalkan klub, mereka diikuti sejumlah orang dan diserang di tepi laut. Serangan itu mengakibatkan luka-luka fisik dan emosional yang berat.

James: Kami sedang berada di bar dan kami dipandangi oleh dua orang pria dari seberang lantai dansa. Saya tidak mudah terganggu tetapi tatapan mereka sangat aneh. Dain sedang merangkul saya saat itu dan sepertinya mereka tidak suka itu. Kemudian mereka meneriaki kami. Saya bilang kepada Dain untuk segera keluar dari klub dan mencari taksi secepat mungkin.

Dain: Kami meninggalkan bar. Tidak ada orang. Tiba-tiba saya mendengar suara orang berlari di belakang kami. Kami tak berhasil lolos. Mereka menarik kami dari belakang dan menghentakkan kami ke lantai. Saya terkapar di trotoar dan hanya dapat melihat James tetapi hal terakhir yang saya lihat adalah sebuah sepatu ke arah muka saya. Itu membuat saya tak sadarkan diri.

James: Salah seorang laki-laki tersebut menendang muka Dain berulang kali. Mereka terus menyerang dan mengumpat bahwa kami gay. Setiap saya mencoba merangkak mendekati Dain, saya diseret ke trotoar. Lalu sebuah taksi lewat dan menelpon polisi. Saya ingat, saya kemudian bisa berdiri dan Dain menoleh ke arah saya dan mengatakan, "Saya tidak bisa melihat."

Dain: Rongga mata saya benar-benar hancur. Ada pendarahan di kedua mata saya dan pipi saya retak. Gigi saya patah dan hidung saya juga. Saya ingat saat berada di rumah sakit dan terus bertanya, "Apakah saya dapat melihat lagi?" Mereka berkata, "Kami tidak bisa menentukan karena keadaannya begitu bengkak." Mereka bahkan tidak bisa membuka mata saya.

Hubungan saya dengan James memang sudah begitu dekat tapi menjalani begitu banyak waktu bersama sangat membuktikan kepada saya kuatnya hubungan kami. Saya adalah orang yang sangat tegar dan saya tidak akan menjalankan kehidupan saya sesuai dengan keinginan orang lain. Saya tidak akan membiarkan siapapun mengubahnya. Yang ada, hal ini malah membuat saya semakin ingin menjadi diri saya sendiri.

James: Ini membuat dia justru lebih kuat dan makin tidak peduli terhadap apa yang orang lain pikirkan. Ia makin bersikukuh untuk tampil menjadi dirinya sendiri. Namun hal ini memberi dampak yang berkebalikan kepada saya. Hal ini telah mengubah saya. Saya jadi mengubah cara pikir dan pandangan saya. Saya mengubah cara bagaimana saya berpikir, bagaimana saya berbicara, dengan siapa saya sedang berada, ke mana saya pergi. Dan ini menyedihkan karena saya ingat bagaimana hidup kami sebelum hal ini terjadi. Dan kalau melihat kami sekarang, sangatlah menyedihkan karena merekalah yang membuat ini terjadi. Itu yang sulit diterima.

Sudah lewat setahun sejak hal ini terjadi dan saya berpikir segalanya akan menjadi lebih mudah tapi ternyata tak semudah itu. Saat kami berada di luar tentu ia (Dain) ingin untuk terlihat berpasangan dengan saya, tapi saya takut sesuatu yang serupa akan terjadi lagi. Dulu tidak begini. Dulu memang kami tidak bergandengan tangan di jalanan, tetapi saya tidak harus sengaja memastikan bahwa kami tidak terlihat sebagai pasangan.

Saya tidak akan bisa memaafkan orang-orang yang menyerang kami atau melupakan apa yang terjadi. Semua itu akan terus menyertai saya dan saya yakin hal itu akan terus menyertai mereka juga selama hidup mereka.

Kedua penyerang, Gage Vye-Parminter dan Matthew Howes, mengaku bersalah atas tindakan penyerangan itu dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara.

grey_new
BBC
Becky dan Alex
BBC/ Century Films/ Ben Yates

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved