Sabtu, 4 Oktober 2025

Makin Bersaing, Pelaku UMKM Didorong Adaptasi Perkembangan Pesat AI

Hanya 12% UMKM Indonesia adopsi digital. ASEAN latih 100 ribu pelaku usaha agar siap bersaing di era AI.

Penulis: Reynas Abdila
Pexels/Kindel
ARTIFICIAL INTELLIGENCE UMKM — Ilustrasi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menggunakan perangkat digital untuk menganalisis performa bisnis berbasis Artificial Intelligence (AI). Foto ini merepresentasikan transformasi UMKM menuju efisiensi dan daya saing melalui pelatihan teknologi di Asia Tenggara. 

Ringkasan Utama

ASEAN Foundation meluncurkan program pelatihan AI untuk 100 ribu pelaku UMKM di Asia Tenggara. Di Indonesia, adopsi teknologi digital oleh UMKM masih rendah, hanya 12 persen, sehingga pelatihan ini dinilai krusial untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi usaha kecil di era digital.

  
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih menjadi tulang punggung perekonomian Asia Tenggara. Di Indonesia, UMKM mencakup 99 persen unit usaha dan menyumbang lebih dari 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Namun, adopsi teknologi digital oleh sektor ini masih tergolong rendah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hanya 12 persen UMKM di Indonesia telah mengadopsi teknologi digital secara efektif hingga Agustus 2024.

Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut rendahnya adopsi AI disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur digital, akses modal, dan literasi teknologi.

Menjawab tantangan tersebut, ASEAN Foundation meluncurkan program AI for MSME Advancement in ASEAN (AIM ASEAN) bekerja sama dengan sembilan organisasi dari negara-negara ASEAN. Program ini menargetkan pelatihan AI bagi 100 ribu pelaku UMKM di kawasan.

“Pelatihan ini dirancang khusus untuk menjawab tantangan nyata yang dihadapi UMKM. Materinya fokus pada penerapan AI untuk meningkatkan efisiensi operasional, penjualan online, dan pengelolaan keuangan,” ujar Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Piti Srisangnam, Kamis (2/10/2025).

Piti menjelaskan bahwa pelatihan disusun dengan pendekatan praktis dan disesuaikan dengan konteks lokal masing-masing negara. Harapannya, pelaku UMKM dapat langsung mengaplikasikan teknologi AI dalam operasional harian mereka.

“Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing,” tambahnya.

Baca juga: Vivo dan BP Batal Beli BBM dari Pertamina, Bahlil Sebut Urusan Swasta

Program ini juga akan menggelar forum nasional dan regional yang melibatkan pembuat kebijakan dan pakar teknologi, guna membangun ekosistem pendukung bagi UMKM berbasis AI.

“Program ini merupakan hasil kolaborasi ASEAN Foundation dengan Asian Venture Philanthropy Network (AVPN), serta didukung oleh Google.org  dan Asian Development Bank (ADB),” jelas Piti.

CEO AVPN, Naina Subberwal Batra, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendorong transformasi tenaga kerja di era AI.

“Transformasi tenaga kerja di era AI adalah tanggung jawab bersama, melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan organisasi berbasis dampak,” ujarnya.

Melalui AI Opportunity Fund, AVPN bekerja dengan mitra lokal yang memahami kebutuhan komunitas dan sektor masing-masing.

“Tujuannya agar pelatihan tetap relevan, inklusif, dan mudah diakses,” tambah Naina.

Baca juga: Buka Akses Pendanaan Khusus UMKM, Kemenko PM Dukung Perusahaan Modal Ventura Lakukan Inkubasi 

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved