Senin, 29 September 2025

PLTU Jawa 9 dan 10 di Cilegon Banten Telah Rampung, Dipasang Peralatan Pengontrol Emisi

Terdapat peluang PLTU 9 dan 10 untuk membuka kemungkinan co-firing jauh lebih banyak amonia hijau dibandingkan batubara.

Istimewa
PEMBANGKIT LISTRIK - Pembangkit Jawa 9 & 10 unit satu telah mencapai Commercial Operation Date (COD) pada 5 Maret 2025, dan unit 2 pada 2 Mei 2025. PLTU tersebut berada di Cilegon, Banten. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 di kawasan Suralaya, Cilegon, Banten, telah rampung pengerjaannya.

PLTU jenis pembangkit yang mengubah energi panas dari pembakaran bahan bakar menjadi energi listrik.

PLTU Jawa 9 dan 10 merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yaitu PT Barito Wahana Lestari dan PT PLN Indonesia Power.

Tercatat, PLTU Jawa 9 dan 10 unit satu telah mencapai Commercial Operation Date (COD) pada 5 Maret 2025, sedangkan unit 2 mencapai COD pada 2 Mei 2025. 

Baca juga: Aspebindo Tinjau Langsung Co-Firing Biomassa di PLTU Lontar Banten, Bicara Target eNDC 2030

Kedua unit pembangkit ini mengadopsi teknologi steam turbine generator buatan OECD berkapasitas 2x1000 megawatt (MW) serta Ultra-Super Critical (USC) Boiler generasi dilengkapi dengan Selective Catalytic Reduction (SCR).

Rampungnya PLTU Jawa 9 dan 10 turut memperkuat portofolio bisnis BRPT secara keseluruhan. 

Sebelumnya, pada paruh pertama 2025, BRPT berhasil mencetak EBITDA konsolidasi sebesar US$ 1,97 miliar atau naik 628 persen secara year on year (YoY) terutama dikarenakan keberhasilan akuisisi Aster Chemicals and Energy Pte Ltd oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), anak usaha BRPT di sektor petrokimia.

“Hal ini tentu menjadi kontribusi positif bagi rencana ekspansi dan pengembangan bisnis Barito Pacific ke depannya,” ungkap David Kosasih, Direktur Barito Pacific dikutip dari Kontan, Senin (22/9/2025).

PLTU Jawa 9 dan 10 juga telah memasang peralatan pengontrol emisi terlengkap dengan adanya Flue Gas Desulfurization, Electro-Static Precipitator, Low NOX burner, dan Selective Catalytic Reduction.

Penggunakan Selective Catalytic Reduction pada PLTU batubara bersamaan dengan low Nox burner akan secara signifikan menurunkan kadar nitrogen oksida dan nitrogen dioksida. 

Oleh karena itu, terdapat peluang untuk membuka kemungkinan co-firing jauh lebih banyak amonia hijau dibandingkan batubara.

Sampai saat ini, BRPT dan anak usahanya telah merealisasikan rencana pengembangan usaha.

Pada 2024 lalu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), anak usaha di bidang energi terbarukan sukses mengakuisisi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap. 

Perusahaan ini juga mengumumkan penambahan kapasitas panas bumi di seluruh asetnya melalui proses retrofit sebesar 106 megawatt hour (MWh).

Di segmen petrokimia, TPIA menuntaskan akusisi Aster Chemicals pada 2025. 

Selain itu, anak usaha TPIA yaitu PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) juga sukses melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia dan menggalang dana sebesar Rp 2,3 triliun.


Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Aktif Kembangkan Bisnis, Barito Pacific (BRPT) Torehan Sejumlah Capaian Pada 2025

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan