Menperin Akselerasi Produk Industri Hijau di Pasar untuk Jaga Daya Saing RI
Pemerintah berupaya mempercepat transformasi menuju industri hijau dan segera menghadirkan produk yang dihasilkan berada di pasar.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap pemerintah berupaya mempercepat transformasi menuju industri hijau dan segera menghadirkan produk yang dihasilkan berada di pasar.
Industri hijau adalah industri yang memprioritaskan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, serta mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Sementara produk industri hijau adalah barang atau jasa yang diproduksi dengan mempertimbangkan dampak lingkungan yang minimal, menggunakan sumber daya secara efisien dan meminimalkan limbah.
Langkah ini dinilai penting untuk menjaga daya saing Indonesia sekaligus menjawab tuntutan pasar global terhadap produk ramah lingkungan.
"Semakin ke sana, market akan semakin menuntut green product. Kemudian juga, ini adalah upaya kita bersama, pemerintah dengan pelaku industri untuk meningkatkan daya saing dan juga meningkatkan nilai tambah," ungkap Agus di acara The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Menperin menambahkan, percepatan sangat diperlukan agar produk hijau buatan Indonesia tidak tertinggal dari negara lain.
"Kami ingin mempercepat agar produk-produk hijau yang diproduksi di Indonesia akan lebih cepat available, jika dibandingkan dengan negara-negara lain, negara-negara kompetitor. Oleh sebab itu, kita harus lebih cepat," jelasnya.
Percepatan transisi industri hijau juga didorong oleh data yang menunjukkan besarnya kontribusi sektor manufaktur terhadap polusi dan emisi gas rumah kaca.
"Kenapa kami menganggap harus lebih cepat, ini juga data yang kami dapatkan dari World Bank, yaitu data gas rumah kaca di Indonesia, 33 persen datang dari sektor manufaktur. Kalau kita bicara mengenai polusi udara, 40 persen merupakan kontribusi dari manufaktur," ucap Menperin.
Atas dasar itu, pemerintah mendorong target Net Zero Emission (NZE) industri untuk dimajukan lebih cepat dibandingkan target nasional, sebagai bentuk tanggung jawab bagi generasi mendatang.
Baca juga: Presiden Prabowo Resmikan Proyek Baterai Listrik, Pertamina NRE Perkuat Peran di Industri Hijau
"Itu juga bagian dari keterpanggilan kita untuk menciptakan lingkungan yang sehat untuk masa depan generasi-generasi kita," terang Agus.
Menperin menyampaikan, dalam upaya mencapai NZE sektor industri pada 2050, pemerintah akan fokus pada beberapa langkah utama.
Baca juga: Indonesia-Singapura Sepakat Bangun Kawasan Industri Hijau di Kepulauan Riau
"Dalam upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) 2050, langkah pertama yang menjadi prioritas adalah melakukan pengurangan emisi melalui efisiensi energi, peralihan ke energi terbarukan, dan penerapan teknologi rendah karbon lainnya," ujar Menperin Agus Gumiwang.
Keputusan Kelanjutan Subsidi Motor Listrik 2025, Ini Kata Menperin |
![]() |
---|
Capaian PMI Manufaktur Agustus 2025 Sejalan dengan Arah Ekspansi Indeks Kepercayaan Industri |
![]() |
---|
Hadapi 11 Negara, Indonesia Tunjukkan Daya Saing di WorldSkills ASEAN 2025 Filipina |
![]() |
---|
Menperin Dorong Penggunaan Teknologi CCU dan Ekonomi Sirkular untuk Kurangi Emisi Industri |
![]() |
---|
AIGIS 2025: Menperin Sebut Transformasi Industri Hijau Jadi Kunci Daya Saing Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.