Senin, 29 September 2025

Indonesia-Singapura Sepakat Bangun Kawasan Industri Hijau di Kepulauan Riau

Pasokan energi di kawasan industri hijau ini akan dijamin melalui perdagangan listrik lintas batas berbasis energi bersih.

Istimewa
INDONESIA SINGAPURA - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Singapura Tan See Leng menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait Zona Industri Berkelanjutan (Sustainable Industrial Zone). Penandatangan disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Singapura Lawrence, Senin (16/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dan Singapura menyepakati pembangunan Kawasan Industri Hijau terintegrasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Kesepakatan dikukuhkan secara simbolis melalui Memorandum of Understanding (MoU) terkait Zona Industri Berkelanjutan (Sustainable Industrial Zone).

MoU dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Singapura Tan See Leng.

Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong menyaksikan langsung penandatangan MoU tersebut di Singapura.

Baca juga: Kemenperin: Kampus Jadi Kunci Percepat Transformasi Industri Hijau Berkelanjutan

"Kami telah meminta pemerintah Singapura untuk mempertimbangkan secara serius pembangunan kawasan industri yang bertujuan untuk hilirisasi berbasis energi baru terbarukan," kata Bahlil dikutip dari siaran pers pada Selasa (17/6/2025).

Pasokan energi di kawasan industri hijau ini akan dijamin melalui perdagangan listrik lintas batas berbasis energi bersih.

Selain itu, untuk menjaga emisi tetap rendah, teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) akan diimplementasikan melalui MoU terpisah di bidang tersebut.

Menurut Bahlil, kesepakatan ini membuka peluang pasar baru bagi energi surya dan panas bumi nasional.

Sementara itu, teknologi CCS disebut akan memberikan solusi untuk industri yang sulit melakukan dekarbonisasi.

Pembangunan kawasan industri hijau di Kepri diharapkan menjadi model pengembangan ekonomi rendah karbon.

Selain itu, kawasan ini diharapkan mampu menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan mendorong transfer teknologi canggih.

Bahlil menyebut program hilirisasi menjadi syarat mutlak dalam kerja sama ini.

Industri pembuatan komponen utama seperti panel surya dan kabel dipastikan akan didirikan di Indonesia sebagai bagian dari kesepakatan.

"Nilai tambah yang kita akan bangun adalah solar panel itu industrinya nanti di Indonesia. Bahkan untuk kabel Itu juga akan dibangun di Indonesia," ujar Bahlil.

Ia optimistis proyek ini akan berjalan lancar karena telah dipersiapkan secara matang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan