Senin, 29 September 2025

Menperin Dorong Penggunaan Teknologi CCU dan Ekonomi Sirkular untuk Kurangi Emisi Industri

Menperin mengungkap upaya pengurangan emisi sektor industri membutuhkan langkah inovatif dan teknologi tambahan yang efektif.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Dokumentasi Kemenperin
EMISI SEKTOR INDUSTRI - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap bahwa upaya pengurangan emisi sektor industri membutuhkan langkah inovatif dan teknologi tambahan yang efektif. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap upaya pengurangan emisi sektor industri membutuhkan langkah inovatif dan teknologi tambahan yang efektif.

Emisi industri adalah gas dan partikel yang dilepaskan ke atmosfer sebagai hasil dari berbagai kegiatan industri. Emisi ini dapat berupa gas rumah kaca, polutan udara dan zat berbahaya lainnya yang dapat berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia. 

Baca juga: AIGIS 2025: Menperin Sebut Transformasi Industri Hijau Jadi Kunci Daya Saing Nasional 

Upaya yang saat ini dilakukan ialah melalui penerapan Carbon Capture Utilization (CCU), yang mampu menangkap sekaligus memanfaatkan karbon hasil proses produksi.

"Untuk emisi yang sulit dihilangkan sepenuhnya, diperlukan solusi tambahan yang efektif. Salah satu teknologi strategis tersebut adalah Carbon Capture Utilization (CCU), yang mampu menangkap dan memanfaatkan karbon dari proses produksi," tutur Agus dalam acara The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Saat ini, Kementerian Perindustrian tengah melaksanakan pilot project CCU berbasis hidrometalurgi bersama PT Petrokimia Gresik.

Teknologi ini ditargetkan mampu menangkap hingga 65 persen CO₂ atau lebih dari gas buang, sekaligus mengubahnya menjadi soda ash atau baking soda yang bernilai komersial.

Baca juga: Menperin Akselerasi Produk Industri Hijau di Pasar untuk Jaga Daya Saing RI

"Dari pilot projek ini, diharapkan dapat membuktikan bahwa teknologi ini berpotensi menangkap CO₂ hingga 65 persen atau lebih dari gas buang dan mengubahnya menjadi soda ash atau baking soda yang bernilai komersial, mendukung pencapaian target NZE sektor industri tahun 2050 sekaligus memberi nilai tambah ekonomi," imbuhnya.

Selain CCU, pemerintah juga tengah mengeksplorasi teknologi ramah lingkungan lain, seperti pemanfaatan mikro alga untuk penangkapan karbon.

Teknologi ini memiliki potensi menghasilkan produk bernilai ekonomi, mulai dari biomassa, green hydrogen, hingga bahan baku kosmetik.

Di samping efisiensi energi dan teknologi rendah karbon, Agus menekankan pentingnya ekonomi sirkular sebagai salah satu pilar transformasi industri.

Baca juga: Menperin Agus Gumiwang Optimistis Lesunya Pasar Otomotif Dalam Negeri Hanya Sementara

Banyak perusahaan di Indonesia telah mempraktikkan model seperti limbah plastik diolah menjadi bahan baku kemasan baru, scrap metal dilebur kembali menjadi baja berkualitas dan limbah biomassa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.

"Dengan model ekonomi sirkular, kita tidak hanya mengurangi emisi dan limbah, tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi, mengurangi ketergantungan pada sumber daya impor dan menciptakan lapangan kerja hijau (green jobs) di berbagai daerah," ucap Menperin.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan