Pertumbuhan Ekonomi
IMF Revisi Pertumbuhan Ekonomi RI, Bos OJK Sebut Tingkat Kepercayaan ke Indonesia Meningkat
OJK mendukung penuh kebijakan dan fasilitasi yang diberikan pemerintah dalam rangka meningkatkan daya saing.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar merespons laporan dari Dana Moneter Internasional atau IMF meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
IMF merupakan organisasi keuangan global yang beranggotakan 190 negara, dengan tujuan utama menjaga stabilitas sistem moneter internasional, mendorong pertumbuhan ekonomi global, dan membantu negara-negara anggota yang mengalami kesulitan ekonomi.
Mahendra mengatakan, di tengah perlambatan ekonomi global, perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang baik.
Pertumbuhan ekonomi mencapai 5,12 persen year-on-year pada kuartal ke-2 tahun 2025 ini. Sementara itu, stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga.
Baca juga: Pemerintah Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen di 2026, Ini Alasannya Menurut Ekonom
Dalam laporan terbarunya, IMF meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan termasuk di antaranya pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini dan tahun 2026.
Sebelumnya, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI menjadi 4,7 persen tahun ini.
Kemudian IMF merevisi proyeksi tersebut menjadi 4,8?lam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Juli 2025.
Sementara pada tahun 2026, IMF menetapkan angka pertumbuhan ekonomi yang sama dengan 2025, yakni 4,8%.
Di lain pihak, lembaga pemeringkat global Standard & Poor's mempertahankan rating Indonesia pada peringkat BBB untuk jangka panjang dan A2 untuk jangka pendek dengan outlook stable.
"Penilaian ini mencerminkan kepercayaan yang terus terjaga terhadap kekuatan perekonomian yang didukung oleh kondisi fiskal serta sektor keuangan yang solid," ujar Mahendra di Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Mahendra berujar, OJK mendukung penuh kebijakan dan fasilitasi yang diberikan pemerintah dalam rangka meningkatkan daya saing dalam merealisasikan peluang-peluang yang ada, termasuk meningkatkan peran lembaga jasa keuangan dalam skema pembiayaan untuk program prioritas pemerintah.
"Dengan tetap menerapkan manajemen risiko dan tata kelola yang baik, serta fokus pada penguatan ekosistem yang sehat, inklusif, dan kompetitif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Mahendra.
Kedepan, lanjut Mahendra, membangun ekonomi yang inklusif dan tangguh menuntut integrasi antarsektor, regulasi yang responsif, kebijakan foskal moneter yang sinergis, serta penggunaan GRC yang adaptif dan kolaboratif. GRC adalah singkatan dari tata kelola (governance), risiko (risk) (manajemen), dan kepatuhan (compliance).
"Hal ini yang menjadi semakin krusial dalam menopang pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperkuat ketahanan nasional kita," tutur Mahendra.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Masih Masuk Akal, Ronny P Sasmita: Lain Cerita Jika Tumbuh 6 Persen |
---|
Universitas yang Pernah Dipimpin Anies Baswedan Ragukan Data Pertumbuhan Ekonomi RI dari BPS |
---|
Kejanggalan Pertumbuhan Ekonomi RI 5,12 Persen: Ada Telepon Langsung dari Istana ke Kantor BPS? |
---|
DPR: Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Tunjukkan Kembalinya Kepercayaan Publik dan Investor |
---|
Bagaimana Bisa Banyak PHK dan Daya Beli Lemah Tapi Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,12 Persen? |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.