Kamis, 2 Oktober 2025

Pertumbuhan Ekonomi

Bagaimana Bisa Banyak PHK dan Daya Beli Lemah Tapi Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,12 Persen?

Pada Januari-Juni 2025, jumlah pekerja di PHK mengalami kenaikan dibanding periode yang sama pada tahun lalu mencapai 32,19 persen.

Tribunnews.com/Irwan Rismawan
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA - Suasana gedung perkantoran di Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumnkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (year on year/YoY).  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumnkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (year on year/YoY). 

Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan kapasitas suatu negara atau wilayah dalam memproduksi barang dan jasa selama periode waktu tertentu. 

Secara umum, ini mencerminkan kenaikan output ekonomi yang biasanya diukur melalui indikator seperti Produk Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan nasional riil.

Baca juga: Kuartal II 2025, Kinerja Manufaktur di Atas Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud menyampaikan, PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) pada kuartal II 2025 tercatat sebesar Rp 5.665,9 triliun, sementara atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp 3.264,5 triliun.

“Sehingga pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 bila dibandingkan kuartal II 2024 tumbuh 5,12 persen YoY,” tutur Edy, Selasa (5/8/2025).

Tak Sesuai Kondisi di Masyarakat

Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 tidak sesuai kondisi riil ekonomi yang ada di masyarakat.

"Ada beberapa data yang janggal, salah satunya soal pertumbuhan industri pengolahan. Selisih datanya terlalu berbeda antara BPS dan Purchasing Managers' Index Manufaktur,” tutur Bhima dikutip Rabu (6/8/2025).

S&P Global mencatat, PMI Manufaktur Indonesia mengalami kontraksi atau di bawah level 50, sepanjang kuartal II 2025 atau April di level 46,7, Mei 47,4, dan turun menjadi Juni 46,9.

Sedangkan BPS mencatat pada kuartal II 2025 industri pengolahan menjadi kontribusi pertumbuhan ekonomi tertinggi yakni sebesar 18,67?ngan pertumbuhan sebesar 5,68% YoY.

“Akhir Juni 2025, PMI Manufaktur turun dari 47,4 menjadi 46,9. Jadi penjelasannya apa? bagaimana mungkin PHK massal di padat karya meningkat, terjadi efisiensi dari sektor industri, bahkan di sektor hilirisasi juga smelter nikel ada yang berhenti produksi,” kata Bhima dikutip dari Kontan.

Data Kementerian Ketenagakerjaan, pada Januari-Juni 2025, jumlah pekerja di PHK mengalami kenaikan dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Kenaikannya mencapai 32,19 persen dari 32.064 pekerja terkena PHK pada Januari-Juni 2024, menjadi 42.385 pada periode yang sama tahun ini.

Bhima juga menyampaikan, data konsumsi rumah tangga sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran terlihat janggal dan tidak mencerminkan kondisi konsumsi rumah tangga periode tersebut.

BPS mencatat konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97% YoY, naik tipis naik dari kuartal sebelumnya sebesar 4,89% YoY, dengan kontribusi tertinggi yakni sebesar 54,25%.

Halaman
123

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved