Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 di Level 5,12 Persen Dipengaruhi Faktor Musiman
Pertumbuhan pada triwulan II-2025 ini dimotori oleh konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 54,25 persen atau 2,64 persen dari pertumbuhan.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Handi Risza menyampaikan pertumbuhan ekonomi nasional mampu membalik ramalan sejumlah pengamat dan lembaga.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II-2025 Tumbuh 5,12 persen (yoy) dengan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.947 triliun, secara perlahan membaik jika dibandingkan Triwulan I 2025 sebesar 4,87 persen dan Triwulan II 2024 sebesar 5,05 persen," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (5/8/2025).
Menurut data yang dihimpun, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan pada triwulan II-2025 ini dimotori oleh konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 54,25 persen atau 2,64 persen dari pertumbuhan.
Baca juga: Dinilai Janggal, Menko Airlangga Bantah Poles Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025
Sedangkan investasi (PMTB), kontribusinya 27,83 persen atau 2,06 persen dari pertumbuhan. Dari sisi pertumbuhan, konsumsi tumbuh 4,97 persen dan PMTB tumbuh 6,99 persen secara tahunan (yoy).
Menurut Handi, dengan demikian 82,08 persen PDB kuartal II berasal dari konsumsi rumah tangga dan PMTB.
"Hal ini didorong peningkatan kebutuhan rumah tangga dan mobilitas serta permintaan barang modal meningkat," ungkapnya.
Ekonom Paramadina ini menyebut jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada triwulan 2 2025, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu 1,13 persen.
"Selain itu pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh lapangan usaha perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,70 persen, informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,53 persen, serta konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,47 persen," ujarnya.
Menurut Handi ini membaiknya pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025, tidak bisa dilepaskan dari meningkatnya komponen pendorong konsumsi rumah tangga, kebutuhan primer dan mobilitas rumah tangga, serta kebutuhan makanan dan minuman.
"Hal ini dipicu oleh momentum hari libur nasional dan sekolah, sederet hari besar keagamaan, mulai dari Idul Fitri, Waisak, Isa Almasih dan Idul Adha," paparnya.
"Sedangkan dari kinerja manufaktur Indonesia masih berada pada zona kontraksi. Berdasarkan data S&P Global, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2025 tercatat sebesar 49,2, yang berarti berada di zona kontraksi. Ini menjadi bulan keempat berturut-turut PMI berada di bawah ambang ekspansi (50,0), menandakan pelemahan yang konsisten dalam aktivitas manufaktur nasional," kata Handi.
Wakil Rektor Paramadina ini mengingatkan sebelumnya, PMI manufaktur Indonesia tercatat di level 46,7 pada April, 47,4 pada Mei, dan 46,9 pada Juni 2025.
"Meskipun angka pada Juli menunjukkan sedikit perbaikan, posisi yang masih berada di bawah 50 menandakan bahwa pelaku industri tetap menghadapi tekanan, terutama dari sisi permintaan dan produksi," katanya.
PKS berharap membaiknya kinerja perekonomian Triwulan II 2025, berbasis pada kinerja ekonomi seperti investasi, ekapor dan dari sisi lapangan kerja membaiknya sektor industri.
"Jadi bukan hanya karena ditopang oleh sektor konsumsi karna adanya siklus musiman seperti libur dan hari besar keagamaan semata," pungkasnya.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Masih Masuk Akal, Ronny P Sasmita: Lain Cerita Jika Tumbuh 6 Persen |
---|
Universitas yang Pernah Dipimpin Anies Baswedan Ragukan Data Pertumbuhan Ekonomi RI dari BPS |
---|
Kejanggalan Pertumbuhan Ekonomi RI 5,12 Persen: Ada Telepon Langsung dari Istana ke Kantor BPS? |
---|
DPR: Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Tunjukkan Kembalinya Kepercayaan Publik dan Investor |
---|
Bagaimana Bisa Banyak PHK dan Daya Beli Lemah Tapi Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,12 Persen? |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.