Kadin Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen Realistis, Industri Harus Jadi Motor Utama
Kadin Indonesia menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen pada 2026 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto cukup realistis.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen pada 2026 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan saat RUU RAPN dan Nota Keuangan di DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025) cukup ambisius, namun tetap realistis jika didukung faktor pendukung yang kuat.
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara atau wilayah dalam suatu periode waktu tertentu.
Kadin menilai, target ambisius tersebut bisa tercapai asal stabilitas ekonomi global, peningkatan investasi dan konsumsi domestik bisa terjaga.
Selain pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga menargetkan penurunan tingkat pengangguran terbuka menjadi 4,44-4,96 persen, angka kemiskinan 6,5-7,5 persen, Rasio Gini 0,377-0,380 dan Indeks Modal Manusia mencapai 0,57.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan, bahwa pengurangan pengangguran dan kemiskinan akan sangat bergantung pada kinerja sektor industri dan UMKM.
"Untuk target pengurangan pengangguran dan kemiskinan, sektor industri dan UMKM harus menjadi motor utama penciptaan lapangan kerja. Program padat karya, pelatihan vokasi dan perluasan akses permodalan bagi usaha kecil akan menjadi kunci," tutur Saleh saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (15/8/2025).
Saleh menambahkan, penurunan kemiskinan ekstrem hingga 0-0,5 persen memerlukan intervensi yang tepat sasaran, seperti bantuan sosial berbasis data dan pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal.
Sementara target Gini Ratio di kisaran 0,377-0,380 mencerminkan komitmen pemerintah dalam mengurangi kesenjangan.
"Perlu adanya pemerataan pembangunan melalui industrialisasi di luar Jawa, peningkatan kualitas SDM dan perluasan akses masyarakat terhadap ekonomi digital," jelas Saleh.
Industri Tetap Jadi Tulang Punggung
Sektor industri yang menyumbang 18-20 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional masih menjadi pilar utama perekonomian.
Meski demikian, Saleh menyoroti sejumlah tantangan seperti tingginya biaya energi, ketergantungan impor bahan baku, rendahnya produktivitas tenaga kerja dan kepastian hukum yang belum optimal.
Baca juga: Apindo: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen Perlu Optimisme dan Kehati-hatian
Namun, potensi sektor ini dinilai besar, terutama jika diarahkan pada industri bernilai tambah tinggi seperti otomotif listrik, elektronik dan pengolahan mineral.
"Hilirisasi sumber daya alam dapat membuka peluang ekspor yang lebih menguntungkan. Selain itu, adopsi teknologi Industri 4.0, seperti otomatisasi dan artificial intelligence, bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas produksi," ungkap Waketum Kadin Bidang Perindustrian.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Kadin Indonesia
pertumbuhan ekonomi
sektor industri
SDG08-Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Anwar Abbas: Rakyat Butuh Fakta, Menkeu Purbaya Harus Buktikan Janji Ekonomi |
![]() |
---|
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Menkeu Purbaya Bakal Pindahkan Dana Rp 200 Triliun untuk Perbankan |
![]() |
---|
Kepercayaan Diri yang Berlebihan Menkeu Purbaya Bisa Bikin Ekonomi RI Karam: Ciptakan Kegaduhan |
![]() |
---|
Menteri Keuangan Purbaya Harus Visioner Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen |
![]() |
---|
Ekonom: Penyelenggara Negara Tak Amanah, Manfaat Pertumbuhan Ekonomi Tak Dirasakan Masyarakat Luas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.