Senin, 29 September 2025

Pemerintah Dorong Konsumsi Domestik Lewat Event dan Stimulus Ekonomi

Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui penguatan konsumsi domestik

Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Lita Febriani/Tribunnews.com
INDONESIA SHOPPING FESTIVAL - Pembukaan Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 di Lippo Mall Nusantara, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025). Kegiatan seperti Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 menjadi pemicu penting bagi konsumsi domestik. (Tribunnews.com/Lita Febriani). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui penguatan konsumsi domestik yang menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Konsumsi domestik adalah jumlah keseluruhan pengeluaran untuk barang dan jasa yang dilakukan oleh rumah tangga, perusahaan, hingga pemerintah dalam suatu negara.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, dari total PDB Indonesia konsumsi rumah tangga menyumbang porsi terbesar.

Baca juga: Celios Terima Balasan PBB soal Audit Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025 oleh BPS, Apa Isinya?

"Kalau kita selalu bicara pertumbuhan ekonomi, ukurannya ada dari Produk Domestik Bruto. Dari 100 persen PDB kita, paling tidak ada 5 komponen di sana. Hampir 55 persen, tepatnya kalau kuartal kedua 54,25 persen. Jadi sekitar 55 persen itu berasal dari konsumsi rumah tangga, public spending di pasar domestik kita. Sisanya yang paling besar lagi adalah investasi," tutur Susi dalam pembukaan Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 di Lippo Mall Nusantara, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025).

Menurutnya, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berkontribusi sekitar 28-30 persen, disusul konsumsi pemerintah, konsumsi non-rumah tangga atau LNPRT, serta net ekspor yang hanya sekitar 5 persen.

Oleh karenanya, kegiatan seperti Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 menjadi pemicu penting bagi konsumsi domestik.

"Makanya saya sangat apresiasi acara-acara seperti ini. Selain masalah pertumbuhan ekonomi yang betul-betul didorong oleh konsumsi domestik, kalau kita lihat beberapa program kami dari sisi pemerintah selalu mendorong adanya event-event yang menjadi trigger pertumbuhan ekonomi di setiap kuarter," jelas Susi.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Masih Masuk Akal, Ronny P Sasmita: Lain Cerita Jika Tumbuh 6 Persen

Selain itu, pemerintah juga menyesuaikan program bantuan sosial di setiap kuartal untuk mengejar target belanja masyarakat.

"Di kuartal 1 kemarin ada Ramadan dan tahun ini Idul Fitri bergeser dari kuartal 2 ke kuartal 1. Di kuartal 2 kemarin ada liburan yang cukup panjang. Di kuartal ketiga ini kami selalu mendorong, ada liburan, ada long weekend, ada holiday di sana. Kenapa? Karena ngejar spending 55 persen konsumsi masyarakat tadi," paparnya.

Susiwijono menyebut, strategi pemerintah dilakukan dari sisi permintaan (demand) dan penawaran (supply). Dari sisi permintaan, pemerintah memperkuat daya beli masyarakat melalui bantuan sosial (bansos) dan subsidi upah.

"Setiap kuartal kita tambah, istilahnya penebalan bansos, bantuan subsidi upah, bagaimana menjaga daya beli dari masyarakat sebagai pembeli tadi," terangnya.

Sementara dari sisi penawaran, pemerintah memberikan berbagai insentif agar harga tetap terjangkau oleh kebanyakan masyarakat.

"Kita kasih yang namanya diskon transportasi, tiket pesawat, kereta, pelabuhan laut, diskon tol dan semua diskon yang lain, sehingga baik di sisi demand maupun supply pemerintah ingin meyakinkan bagaimana mendorong konsumsi melalui menjaga daya beli tadi," ujar Susi.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan