Senin, 29 September 2025

Pengusaha Ritel Modern Belum Berani Jual Beras Lagi di Tengah Kasus Oplosan

pengusaha ritel masih takut karena ketika awal-awal kasus beras oplosan ini ramai, beberapa dari mereka ada yang sampai dipanggil polisi.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
BERAS OPLOSAN - Barang bukti ditunjukkan saat konferensi pers hasil penyidikan perkara dugaan beras oplosan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (1/8/2025). Dittipideksus Bareskrim Polri melalui Satgas Pangan Polri menetapkan Direktur Utama Food Station Karyawan Gunarso, Direktur Operasional Food Station Ronny Lisapaly dan Kepala Seksi Quality Control Food Station sebagai tersangka kasus dugaan beras oplosan atau beras yang tidak memenuhi standar mutu dan kualitas. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa pengusaha ritel modern belum berani untuk kembali menjual beras di tengah kasus beras oplosan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengatakan, para pengusaha ritel masih takut karena ketika awal-awal kasus beras oplosan ini ramai, beberapa dari mereka ada yang sampai dipanggil polisi.

"(Beras) belum tersedia semuanya (di ritel modern, red)," katanya kepada Tribunnews, dikutip Selasa (12/8/2025).

Baca juga: Imbas Kasus Oplosan, Pengusaha Ritel Modern Kini Lebih Hati-hati Terima Pasokan Beras

Solihin menjelaskan, sebenarnya saat kasus beras oplosan ini mencuat, dari Badan Pangan Nasional dan Satgas Pangan Polri tetap mengimbau para pengusaha ritel memajang produk beras yang mereka miliki.

Namun, para pengusaha ritel itu malah dipanggil oleh polisi ke kantor Kepolisian Resor (Polres) untuk dimintai keterangan.

"Peritel kita, anggota kita (dari Aprindo) dipanggilin ke polres-polres untuk diminta keterangan sampai harus membawa persyaratan A sampai R," ujar Solihin.

Kemudian, di daerah tertentu, ia menyebut pengusaha ritel ada yang diminta oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk menurunkan produk beras terindikasi oplosan dari pajangan.

Bahkan, ada pemerintah daerah (pemda) yang langsung turun tangan meminta pengusaha ritel itu tidak menjual produk beras yang terindikasi hasil oplosan.

Solihin mengakui bahwa sebagai pengusaha ritel, ia tidak memiliki kemampuan mengetahui kualitas dan mutu dari beras tersebut karena yang mereka terima sudah datang dalam bentuk kemasan.

"Peritel meminta jaminan dari saya sebagai anggota Aprindo. Kalau saya pajang ada masalah enggak nih? Dipanggil lagi sama polisi gitu lho. Itu yang membuat ketakutan peritel, sehingga ada peritel yang memajang maupun yang belum memajang (beras)," ucap Solihin.

Beras Langka

Ombudsman RI menemukan bahwa penggiling padi di Indonesia kini mulai takut berjualan akibat kasus beras oplosan. Imbasnya adalah kelangkaan beras di pasar tradisional serta pasar modern.

Ketika sedang sidak di Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menemukan stok beras menipis di penggilingan padi.

Dari total 23 penggilingan padi di wilayah tersebut, Yeka menemukan 10 di antaranya sudah tutup. Sementara yang masih beroperasi, stok beras yang tersisa hanya 5–10 persen dari jumlah normal.

Jadi, kalau misalnya biasanya mereka punya rata-rata stok beras 100 ton, sekarang mereka hanya punya 5 ton.

Baca juga: Ombudsman Minta Pemerintah Lakukan Mitigasi Antisipasi Potensi Kelangkaan Buntut Isu Beras Oplosan

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan