Senin, 29 September 2025

Konsumen Nikel Dunia Mulai Melek Keberlanjutan, Perusahaan Tambang Dinilai Wajib Kantongi Audit IRMA

IRMA tak seperti sertifikasi halal yang setiap usaha selesai disertifikasi akan dinyatakan halal produknya.

|
Istimewa
Ilustrasi aktivitas operasional tambang nikel 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesadaran pasar global terhadap praktik tambang berkelanjutan makin tinggi. Perusahaan tambang nikel Indonesia didorong mengikuti audit internasional seperti The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA).

Menurut Chief Executive Officer Landscape Indonesia Agus P Sari, IRMA merupakan salah satu audit untuk pertambangan yang paling ketat. Sebab, anggota dewan IRMA berisikan pihak dari berbagai sektor.

Ada dari perusahaan pertambangan, perusahaan sebagai konsumen di sektor hilir, investor, masyarakat terdampak & pemegang hak masyarakat adat, serikat buruh, serta LSM advokasi lingkungan dan hak asasi manusia.

Baca juga: API Laporkan Dugaan Tambang Ilegal di Maluku Utara ke Jaksa Agung

"Ada aktivis lingkungannya juga di dalam situ yang cukup keras ya, sehingga boleh dibilang IRMA ini paling ketat, paling ditakuti kira-kira gitu," kata Agus kepada Tribunnews, Jumat (18/7/2025).

Dari skala 1 sampai 10, Agus menyebut nilai 11 untuk seberapa penting perusahaan diaudit IRMA. Sebab, asesmen dari mereka menjaga agar perusahaan tambang tetap diterima pasar.

Hal itu karena saat ini para industri yang berada di rantai pasok nikel sangat memahami keberlanjutan, sehingga penting untuk bisa diaudit IRMA.

"Industri supply chain-nya nikel adalah industri yang sangat paham mengenai keberlanjutan, dampak lingkungan, dampak sosial, ESG, sehingga tuntutan mereka ke supplier itu harus memenuhi standar keberlanjutan yang mereka buat," ujar Agus.

Ia mencontohkan Tesla yang merupakan anggota IRMA. Tesla disebut hanya mau membeli nikel dari perusahaan yang sudah diaudit oleh IRMA.

Kalau tidak ada assessment IRMA, Tesla disebut tidak mau membeli nikel dari perusahaan tambang tersebut.

Maka dari itu, agar bisa menembus pasar yang sangat paham dan mendorong keberlanjutan, perusahaan-perusahaan pertambangan di Indonesia harus memiliki audit dari IRMA.

Kalau tidak, Agus menilai mereka akan sangat memiliki pasar yang sempit.

Tingkatan IRMA

Agus menjelaskan bahwa IRMA tak seperti sertifikasi halal yang setiap usaha selesai disertifikasi akan dinyatakan halal produknya.

IRMA tidak memberikan sertifikat, melainkan skor penilaian. Skor tersebut terbagi menjadi empat level, yaitu IRMA Transparency, IRMA 50, IRMA 75, dan IRMA 100.

IRMA transparency merupakan yang paling bawah. Tingkat ini hanya mewajibkan perusahaan tambang diaudit oleh firma audit yang disetujui IRMA dan merilis hasilnya kepada publik.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan