Senin, 29 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Indef Beberkan Tiga Strategi Hadapi Tarif Trump, Pemerintah Diminta Contoh Vietnam

Komoditas Indonesia yang diekspor ke Eropa tidak jauh berbeda dengan ekspor ke Amerika.

Elshinta.com
TARIF IMPOR TRUMP - Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti. AS menetapkan tarif impor barang Indonesia menjadi 19 persen, jauh di bawah ancaman tarif 32 persen yang sebelumnya diucapkan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef), membeberkan tiga strategi untuk menghadapi tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia sebesar 19 persen.

Indef merupakan lembaga riset independen dan otonom yang berbasis di Jakarta, didirikan pada Agustus 1995 dan berfokus pada penelitian serta kajian kebijakan publik, khususnya di bidang ekonomi dan keuangan. 

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti menyatakan, pemerintah perlu memperluas pasar tidak hanya di Amerika Serikat saja. Sebab, pangsa pasar ekspor Indonesia terbesar adalah di China.

"Oleh karena itu kalau kita lihat lagi dengan kebijakan Trump ini, saya menyarankan bahwa sebenarnya pasar produk Indonesia itu di China. Nah, kita juga bisa melirik pasar-pasar negara lain gitu ya. Misalnya di Uni Eropa," kata Esther dalam Diskusi Publik 'Tarif Amerika Turun, Indonesia Bakal Untung?' secara virtual, Senin (21/7/2025).

Baca juga: Trump Ultimatum BRICS, Ancam Kenakan Tarif Tambahan Jika Nekat Senggol Dolar AS

Ester menyebut, komoditas Indonesia yang diekspor ke Eropa tidak jauh berbeda dengan ekspor ke Amerika.

Sehingga, pemerintah bisa melakukan shifting pangsa pasar ke Eropa.

"Oleh karena itu, strategi untuk menghadapi tarif Trump ini yang pertama kita harus melakukan ekspansi dari perdagangan artinya kita di-diversifikasi pasar. Sehingga itu akan mengurangi ketergantungan pada satu pasar saja gitu," ujarnya.

Strategi kedua yakni memperluas kerjasama ekonomi dengan negara lain dan strategi ketiga adalah menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus memperbanyak produk-produk ekspor.

"Jadi tidak hanya itu-itu saja yang dikirim atau diekspor tetapi bisa produk-produk ekspor yang lainnya. Itu yang menurut saya bisa membantu untuk menghadapi situasi kunjungan gaji karena adanya kenaikan tarif dari US," jelasnya.

Menurut Esther, strategi tersebut sejatinya sudah dilakukan oleh negara Vietnam yaitu saat perang dagang pertama tahun 2019 lalu.

Kala itu Vietnam unggul dan mendapat keuntungan dari perang dagang tersebut.

"Makanya Vietnam itu pada perang dagang pertama tahun 2019 menjadi winner ya menjadi negara yang paling mendapat keuntungan dari perang dagang pada saat itu," ungkapnya.

Tarif resiprokal Trump 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan Washington dan Indonesia mencapai kesepakatan dagang baru.

AS menetapkan tarif impor barang Indonesia menjadi 19 persen, jauh di bawah ancaman tarif 32 persen yang sebelumnya diucapkan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan