Senin, 6 Oktober 2025

Petani Kopi Jember Curhat Sulitnya Dapat Akses Ekspor Langsung ke Luar Negeri

Petani kopi Jember mengeluhkan masih sulitnya membuka akses ekspor kopi langsung dari daerahnya.

handout
KOPI JEMBER - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Festival Kopi Jember di Jawa Timur, Kamis (10/7/2025) malam.  

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika berkunjung ke Festival Kopi Jember di Jawa Timur, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono berkesempatan menampung aspirasi para petani kopi setempat, Kamis (10/7/2025) malam.

Seorang petani kopi bernama Zainal Arifin mengeluhkan masih sulitnya membuka akses ekspor kopi dari daerahnya.

Zainal ingin para petani kopi di Jember bisa mengekspor kopi secara mandiri, tanpa mengandalkan terminal-terminal ekspor yang ada.

Zainal juga menyampaikan masukan perlunya penguatan hukum untuk keberlanjutan perkebunan kopi. Dengan hukum yang kuat, tidak akan terjadi alih fungsi lahan menjadi lahan perumahan.

Mendengar aspirasi tersebut, Sudaryono meminta Bupati Jember agar mengakomodir permintaan tersebut dan pihaknya akan menunjukkan penanggung jawab lokal untuk tindakan lebih lanjut.

"Bersalah dan dosa besar kalau saya sudah sampai di sini kemudian ada petani yang enggak bisa ekspor. Pak Bupati, pokoknya kudu iso ekspor. Nah tinggal ditunjuk siapa PIC-nya. Jadi nanti kita follow up,” kata Sudaryono dikutip dari siaran pers pada Sabtu (12/7/2025).

Sudaryono juga mendapatkan keluhan mengenai pupuk bersubsidi bagi petani kopi di kawasan hutan kemasyarakatan (HKM).

Menurut pengakuan dari petani kopi bernama Hartono, sampai sekarang mereka tidak mendapatkan jatah pupuk bersubsidi.

Padahal, dari Surat Keputusan (SK) yang didapat, hak kelola merka bukan Perhutani, tetapi kelompok. Sayangnya, hingga kini ia mengaku belum mendapatkan jatah pupuk bersubsidi.

Menjawab itu, Sudaryono menjelaskan bahwa penyaluran pupuk subsidi sangat bergantung pada data yang masuk ke dalam sistem e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok).

Baca juga: Indonesia Kembali Ekspor Kopi ke Mesir Sebanyak 79,2 Ton

Ia meminta agar petani kopi di hutan sosial untuk segera mendaftar melalui penyuluh pertanian.

"Komoditas kopi rakyat juga disubsidi. Jadi yang merasa belum, silakan didaftarkan ke penyuluh pertanianya. Ada validatornya yang memvalidas, itu adalah penyuluh pertanian di lapangan,” ujar Sudaryono.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved