Beras Biofortifikasi Mulai Dikembangkan untuk Ketahanan Gizi dan Stabilitas Harga Pangan
Dengan dukungan kuat dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, ekosistem ini terus berkembang dan ditargetkan mencakup hingga 500 hektar lahan.
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Temuan ini menjadi kontribusi nyata terhadap pencapaian target iklim di sektor pertanian Indonesia.
“Riset ini menunjukkan bahwa dengan teknologi dan praktik yang tepat, padi yang selama ini dikenal sebagai tanaman boros air dapat dibudidayakan dengan cara yang hemat air, rendah emisi, dan tetap produktif,” ujar Kukuh Roxa, CEO Pandawa Agri Indonesia.
Sekretaris Institut IPB University, Agus Purwito, menambahkan,
“Inisiatif ini menunjukkan bagaimana inovasi dari dunia akademisi, mulai dari pengembangan benih hingga pengukuran emisi bisa langsung diterapkan untuk memperbaiki sistem pertanian di lapangan."
Kekuatan dari ekosistem ini terletak pada pendekatan rantai nilai yang terintegrasi.
Tak hanya fokus pada produksi, kolaborasi ini juga memastikan akses pasar yang stabil dan berkelanjutan melalui pembeli institusional seperti Perum Bulog, sehingga menjamin produk dapat terserap secara optimal dan kualitasnya tetap terjaga dari hulu ke hilir.
“Dalam persiapan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis pada skala besar, ketersediaan pangan pokok yang bernutrisi dan dapat ditelusuri asal-usulnya menjadi sangat krusial,” ujar Langgeng Wisnu, Pimpinan Wilayah Bulog Provinsi Jawa Timur.
Manfaat program yang menyentuh berbagai aspek ini turut mendapat dukungan dari Bank Indonesia, yang melihat inisiatif ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat stabilitas harga pangan dalam jangka menengah dan panjang dengan meningkatkan produktivitas sebagai upaya memastikan ketersediaan pasokan.
Dukungan ini juga sejalan dengan pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang menekankan pentingnya peningkatan produktivitas dan nilai tambah komoditas pangan lokal. Melalui program ini, Bank Indonesia mendorong kolaborasi antara seluruh mitra kerja untuk memperkuat kapasitas produksi sekaligus meningkatkan daya saing pangan daerah.
Pengembangan padi biofortifikasi dinilai selaras dengan strategi pengendalian inflasi, mengingat beras merupakan komoditas dengan bobot inflasi terbesar di Banyuwangi.
Selain mendukung stabilitas harga, program ini juga berkontribusi terhadap peningkatan gizi masyarakat secara luas.
Dengan dukungan kuat dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, ekosistem ini terus berkembang dan ditargetkan mencakup hingga 500 hektar lahan budidaya pada tahun depan yang secara langsung berkontribusi terhadap pencapaian tujuan nasional dalam penurunan stunting serta mitigasi perubahan iklim.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Banyuwangi Rilis Ekosistem Beras Biofortifikasi Skala Industri Pertama di Indonesia
Sumber: Kontan
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Kepala BGN Sebut Keracunan MBG Dipicu Kemunculan SPPG Baru yang Tak Biasa Masak dalam Jumlah Ribuan |
![]() |
---|
8.344 SPPG Dibangun dengan 100 Persen Dana Masyarakat |
![]() |
---|
18,2 Juta Keluarga akan Terima Bansos Beras 10 Kg Per Bulan, Ini Link Cek Nama Penerima |
![]() |
---|
Masyarakat Mulai Ngeluh Harga Pangan Melonjak, Cabai Tembus Rp100 Ribu per Kg: Daging Ayam Mahal |
![]() |
---|
Viral Surat Pernyataan Orangtua Siswa MTS Brebes Tanggung Risiko MBG, Ini Reaksi BGN & Pihak Sekolah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.