Beras Biofortifikasi Mulai Dikembangkan untuk Ketahanan Gizi dan Stabilitas Harga Pangan
Dengan dukungan kuat dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, ekosistem ini terus berkembang dan ditargetkan mencakup hingga 500 hektar lahan.
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekosistem beras biofortifikasi berskala industri mulai dikembangkan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Beras biofortifikasi dinilai menjadi langkah strategis untuk memperbaiki gizi masyarakat sekaligus menjaga stabilitas harga pangan.
Inisiatif ini dibentuk melalui kemitraan strategis pentahelix antara Pandawa Agri Indonesia, Danone-AQUA, IPB University, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Perum Bulog, dan Bank Indonesia.
“Beras biofortifikasi merupakan solusi strategis untuk mengatasi ‘Hidden Hunger’ dalam skala besar. Kita tidak lagi hanya menangani kekurangan gizi, tetapi mulai mencegahnya langsung dari sumber pangan utama,” ujar Guru Besar Ilmu Gizi dan Pangan IPB University Evy Damayanthi, dikutip dari Kontan, Minggu (29/6/2025).
Baca juga: Investigasi Satgas Pangan: Beras di Pasaran Berpotensi Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun
Direktur Sistem Gizi Nasional di Badan Gizi Nasional (BGN), Nurjaeni, menekankan relevansi inisiatif ini dengan rencana jangka panjang peningkatan status gizi masyarakat.
“Beras biofortifikasi menawarkan pendekatan berbasis pangan untuk mengurangi kekurangan zat gizi mikro, serta sejalan dengan Program Makan Bergizi Gratis dan target nasional penurunan stunting. Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana inovasi di hulu dapat mendukung hilirisasi,” kata dia.
Inti dari inisiatif ini adalah budidaya varietas padi biofortifikasi yang diperkaya dengan zat besi (Fe) dan zinc (Zn)—dua mikronutrien penting untuk tumbuh kembang anak dan kesehatan ibu.
Pada tahap awal, ekosistem ini diuji di lahan seluas 5 hektar menggunakan varietas Nutrizinc, yang memiliki kandungan zat besi dan zinc 25–50 persen lebih tinggi dibandingkan padi biasa.
Meski Nutrizinc telah menunjukkan hasil gizi yang tinggi, di tahap selanjutnya ekosistem ini memperkenalkan varietas benih yang telah disempurnakan seperti IPB 9G dan IPB 15S, sekaligus menjajaki varietas padi biofortifikasi lainnya dengan kandungan gizi tinggi.
Varietas-varietas ini menggabungkan kandungan mikronutrien yang tinggi dengan hasil panen yang lebih baik, sehingga lebih cocok untuk diperluas adopsinya di lapangan.
Sebagai bagian dari upaya mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan produktif, inisiatif ini mengintegrasikan Teknologi PPAI dari Pandawa Agri Indonesia, perusahaan inovasi pertanian yang berbasis di Banyuwangi.
Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan kesehatan tanaman dan tanah, serta telah terbukti efektif mendorong praktik budidaya yang lebih ramah lingkungan dan berdaya saing secara ekonomi.
Selain itu, budidaya ini juga menerapkan metode irigasi Alternate Wetting and Drying (AWD) yang dapat mengurangi penggunaan air secara signifikan dan berdampak minimal terhadap lingkungan. Kombinasi antara Teknologi PPAI® dan AWD secara keseluruhan mendorong praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dalam budidaya padi.
Riset IPB University menunjukkan bahwa penerapan Teknologi PPAI dapat menurunkan emisi metana hingga 24%.
Sementara itu, kombinasi antara AWD dan Teknologi PPAI membuat budidaya padi 213% lebih efisien dalam penggunaan air dibandingkan metode konvensional.
Sumber: Kontan
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Kepala BGN Sebut Keracunan MBG Dipicu Kemunculan SPPG Baru yang Tak Biasa Masak dalam Jumlah Ribuan |
![]() |
---|
8.344 SPPG Dibangun dengan 100 Persen Dana Masyarakat |
![]() |
---|
18,2 Juta Keluarga akan Terima Bansos Beras 10 Kg Per Bulan, Ini Link Cek Nama Penerima |
![]() |
---|
Masyarakat Mulai Ngeluh Harga Pangan Melonjak, Cabai Tembus Rp100 Ribu per Kg: Daging Ayam Mahal |
![]() |
---|
Viral Surat Pernyataan Orangtua Siswa MTS Brebes Tanggung Risiko MBG, Ini Reaksi BGN & Pihak Sekolah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.