Tekan Emisi Karbon, Pemerintah Dorong Penerapan Prinsip Industri Hijau di Seluruh Sektor
Pemerintah mendorong industri nasional menjalankan bisnis secara berkelanjutan yang menyelaraskan antara aspek ekonomi, lingkungan dan sosial.
Penulis:
Seno Tri Sulistiyono
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mendorong industri nasional menjalankan bisnis secara berkelanjutan yang menyelaraskan antara aspek ekonomi, lingkungan dan sosial.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengatakan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tentang Perindustrian, penerapan industri hijau didasarkan pada tiga pilar utama, yaitu efisiensi dan efektivitas sumber daya, perlindungan lingkungan, dan manfaat sosial.
Baca juga: Prabowo: Indonesia Berpeluang Jadi Salah Satu Negara Emisi Karbon Nol
“Dengan landasan tersebut, industri hijau tidak hanya mendukung pencapaian target lingkungan tetapi juga sejalan dengan konsep ekonomi hijau yaitu ekonomi yang rendah karbon, hemat sumber daya, dan inklusif secara sosial," kata Faisol dikutip Jumat (27/6/2025).
Saat kunjungan kerja ke Pabrik SIG di Narogong, Bogor, Jawa Barat dalam rangka melihat langsung implementasi standar industri hijau, Faisol menilai SIG dapat menjadi praktik terbaik dalam penerapan prinsip industri hijau, tidak hanya bagi industri semen secara khusus, namun bagi sektor industri nasional secara umum.
“SIG Group telah menjadi contoh bagaimana kinerja industri harus comply (patuh) dengan standar industri hijau. Kami memahami bahwa seluruh perusahaan di sub sektor industri semen memiliki komitmen yang tinggi dan sudah menjadi contoh praktik bisnis terbaik untuk industri yang lain. Kami berharap apa yang sudah dilakukan oleh industri semen bisa diikuti oleh industri dan asosiasi industri di sub sektor yang lain,” kata Faisol.
Baca juga: Kumpulkan 1.900 Gawai Bekas, Kampanye erafone Jaga Bumi Kurangi Emisi Karbon 467 kh CO2
Senada, Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Lilik Unggul Raharjo mengatakan, akselerasi industri hijau sangat penting bagi industri semen.
Selain kontribusi terhadap upaya dekarbonisasi di dalam negeri, juga untuk mengantisipasi kebijakan batasan emisi karbon, baik yang akan diterapkan Pemerintah dalam kebijakan Nilai Ekonomi Karbon, dan juga yang ditetapkan oleh negara-negara tujuan ekspor.
Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra menyampaikan, SIG memiliki visi untuk menjadi penyedia solusi bahan bangunan terbesar di Indonesia yang berorientasi terhadap pelanggan, praktik bisnis terbaik berdasarkan prinsip keberlanjutan, penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepentingan, serta pengembangan sumber daya manusia.
Menurutnya, SIG berusaha memetakan tantangan dan peluang untuk bisa fit for the future melalui inisiatif dekarbonisasi, penciptaan solusi-solusi bahan bangunan inovatif, penerapan ekonomi sirkular, konservasi air dan alam, serta penciptaan nilai bagi komunitas masyarakat.
“Komitmen keberlanjutan SIG diperkuat dengan strategi keberlanjutan yang meliputi penciptaan solusi inovatif dan modern, perlindungan terhadap lingkungan, dan penciptaan nilai bagi karyawan dan masyarakat. Ketiga pilar keberlanjutan tersebut diwujudkan melalui penerapan tata kelola yang baik dan menjunjung tinggi kepatuhan hukum, etika, dan integritas,” kata Indrieffouny.
Teknologi CCUS Berperan Kurangi Emisi Karbon Tapi Butuh Keselarasan Regulasi |
![]() |
---|
Progres Pembangunan LRT Velodrome-Manggarai Mencapai 61,79 Persen, Sudah Dipasok 19 Ribu Ton Semen |
![]() |
---|
Mesin Daur Ulang di BCA Expo 2025 Kurangi Emisi Karbon 18,1 Ton |
![]() |
---|
Dukung Pelabuhan Ramah Lingkungan, Investor Tinjau Pembangunan Fasilitas OPS PT EPI di Tanjung Priok |
![]() |
---|
Strategi Industri Semen Antisipasi Persaingan Pasar yang Makin Kompetitif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.