Kamis, 2 Oktober 2025

Potensi Pasarnya Capai Rp 3 Triliun, Hilirisasi Nira Gula dari Batang Sawit Tua Fokus Dikembangkan

Satu hektare lahan sawit yang terdiri dari 25-30 pohon tua mampu menghasilkan 5.000 hingga 6.000 liter nira per bulan.

Istimewa
INDUSTRI SAWIT - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyebut Kemenperin fokus pengembangan gula sawit dari batang kelapa sawit tua ex-replanting. Potensi produksi nira gula sawit bisa mencapai sekitar 1,5 hingga 1,9 juta kiloliter per tahun, dengan nilai pasar sekitar Rp 3 triliun 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Visi menaikkan nilai tambah berbagai produk industri merupakan fokus pemerintah untuk meningkatkan ekonomi dalam negeri.

Kali ini yang mulai menjadi fokus pengembangan ialah gula sawit dari batang kelapa sawit tua ex-replanting. Pilot project saat ini telah dilakukan oleh Kementerian Perindustrian.

Menurut perhitungan Kemenperin, satu hektare lahan sawit yang terdiri dari 25-30 pohon tua mampu menghasilkan 5.000 hingga 6.000 liter nira per bulan.

Baca juga: 40 Persen Kebun Sawit Dikelola Petani, Ini Kolaborasi yang Dijalin GAPKI dan SPKS

Jika dikalikan dengan target replanting sebesar 300.000 hektare per tahun, potensi produksi nira gula sawit bisa mencapai sekitar 1,5 hingga 1,9 juta kiloliter per tahun, dengan nilai pasar sekitar Rp 3 triliun.

Potensi besar ini sangat signifikan untuk menumbuhkan usaha kerakyatan berbasis pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi perkebunan.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan, proyek percontohan ini merupakan inisiatif langkah nyata dalam mengimplementasikan kebijakan percepatan hilirisasi industri kelapa sawit dan mengoptimalkan potensi bahan baku alternatif batang sawit tua ex-replanting yang belum dimanfaatkan. 

"Pemanfaatan batang sawit tua dalam produksi nira gula sawit tidak hanya sekadar inovasi industri, tetapi juga merupakan solusi sustainable pemberdayaan ekonomi rakyat, terutama di masa awal replanting, di mana tanaman replanting belum menghasilkan selama tiga tahun terakhir," ungkap Putu melalui keterangan resmi, Senin (23/6/2025).

Produk gula merah yang dihasilkan dari nira gula sawit memiliki pasar yang sangat prospektif sebagai bahan baku industri kecap, sirop tradisional dan gula cair siap konsumsi.

Menurutnya, teknologi pengolahan menjadi gula merah ini telah berkembang pesat dan untuk keamanan penggunaaan sebagai gula konsumsi telah didukung oleh standar SNI 01-6237-2000 Gula Merah.

Oleh karena itu, keterlibatan perusahaan perkebunan kelapa sawit, koperasi, serta usaha mikro, kecil dan menengah, diharapkan dapat menciptakan sinergi yang menguntungkan kedua belah pihak sekaligus memperkuat keberlanjutan ekonomi masyarakat di kawasan replanting.

Kemenperin mengharapkan dukungan kepada seluruh pihak agar pelaksanaan pilot project produksi nira gula sawit dari batang sawit tua ex-replanting ini dapat berjalan lancar dan memberikan kemaslahatan ekonomi bagi masyarakat. 

"Khusus untuk jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Prov Sumut, kami mengharapkan agar kemajuan program ini senantiasa dipantau dan diberikan fasilitasi atau bantuan kemudahan sehingga segala permasalahan teknis lapangan maupun non teknis lainnya dapat diselesaikan," kata Putu.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved