Program Makan Bergizi Gratis
Pemerintah Diminta Tidak Impor 'Food Tray' untuk MBG
Pemerintah diminta konsisten terhadap narasi besar Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian ekonomi nasional.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diminta konsisten terhadap narasi besar Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian ekonomi nasional.
Hal ini ditegaskan ekonom konstitusi Defiyan Cori menyikapi kabar yang menyebut adanya rencana pembukaan keran impor ompreng atau food tray stainless steel SUS 304 untuk program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Jangan cuma lantang bicara berdikari di podium, tapi ketika menghadapi pengadaan nampan makan untuk anak sekolah saja langsung menyerah ke barang impor. Ini inkonsistensi yang sangat memprihatinkan,” ujar Defiyan dalam keterangannya, Sabtu (21/6/2025).
Cermin Kemalasan Struktural
Menurutnya, pengadaan kebutuhan dasar seperti ompreng seharusnya menjadi momentum untuk membangkitkan industri dalam negeri, bukan malah memperkuat ketergantungan pada produk asing, apalagi dari China.
Ia menyebut langkah membuka kran impor sebagai cermin dari kemalasan struktural dalam membangun basis produksi nasional.
“Ini bukan soal nampan semata, tapi soal harga diri bangsa. Kalau untuk sekadar alat makan saja negara menyerah, bagaimana kita bisa bicara hilirisasi, substitusi impor, atau industrialisasi?” katanya.
Defiyan juga menyinggung pernyataan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, yang diwartakan sejumlah media (24 April 2025).
Saat itu, Setia dengan tegas mengatakan, industri nasional telah diberi peluang memproduksi food tray, dan beberapa pelaku usaha dalam negeri menyatakan siap memenuhi permintaan tersebut.
"Kami telah membuka peluang bagi pelaku industri nasional, termasuk yang selama ini memproduksi alat masak stainless steel seperti panci, wajan, dan lainnya untuk bisa memproduksi food tray atau ompreng. Pemerintah sangat mendukung agar kebutuhan itu bisa dipenuhi dari dalam negeri,” kata Setia.
Namun, kata Defiyan, fakta bahwa pemerintah justru mempertimbangkan opsi impor, menunjukkan ada tarik-menarik kepentingan yang berpotensi melemahkan komitmen terhadap pemberdayaan industri nasional.
“Jangan sampai ada pihak-pihak yang bermain di balik layar, memanfaatkan celah proyek negara untuk kepentingan dagang jangka pendek,” ujarnya.
Semangat Gerakkan Ekonomi Lokal
Defiyan mengingatkan, semangat program MBG adalah menyehatkan rakyat sekaligus menggerakkan ekonomi lokal—bukan menjadi pasar konsumtif bagi produk luar.
Program Makan Bergizi Gratis
Kepala BGN Curhat ke DPR soal Program Makan Bergizi Gratis: Sudah 2 Bulan Kami Kerja 15 Jam Sehari |
---|
Anggota DPR Usul Siswa yang Keracunan MBG Terima Santunan dari Pemerintah |
---|
Wadah Makan Program MBG Impor dari China dan Mengandung Minyak Babi, Ini Penjelasan BGN |
---|
Kepala BGN: 7.475 SPPG Sudah Terbentuk, Tak Gunakan Uang Negara |
---|
Siswa Keracunan MBG, Ketua Gugus di Lombok Barat NTB: Kita Tidak Mau Anak Kita Dikasih Makanan Basi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.