Minggu, 5 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Pemerintah Diminta Tidak Impor 'Food Tray' untuk MBG

Pemerintah diminta konsisten terhadap narasi besar Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian ekonomi nasional.

Penulis: Erik S
Editor: Hasanudin Aco
(KOMPAS.COM/Intan Afrida Rafni)
Ilustrasi menu makan bergizi gratis 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diminta konsisten terhadap narasi besar Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian ekonomi nasional.

Hal ini ditegaskan ekonom konstitusi Defiyan Cori menyikapi kabar yang menyebut adanya rencana pembukaan keran impor ompreng atau food tray stainless steel SUS 304 untuk program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Jangan cuma lantang bicara berdikari di podium, tapi ketika menghadapi pengadaan nampan makan untuk anak sekolah saja langsung menyerah ke barang impor. Ini inkonsistensi yang sangat memprihatinkan,” ujar Defiyan dalam keterangannya, Sabtu (21/6/2025).

Cermin Kemalasan Struktural

Menurutnya, pengadaan kebutuhan dasar seperti ompreng seharusnya menjadi momentum untuk membangkitkan industri dalam negeri, bukan malah memperkuat ketergantungan pada produk asing, apalagi dari China.

Ia menyebut langkah membuka kran impor sebagai cermin dari kemalasan struktural dalam membangun basis produksi nasional.

“Ini bukan soal nampan semata, tapi soal harga diri bangsa. Kalau untuk sekadar alat makan saja negara menyerah, bagaimana kita bisa bicara hilirisasi, substitusi impor, atau industrialisasi?” katanya.

Defiyan juga menyinggung pernyataan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, yang diwartakan sejumlah media (24 April 2025).

Saat itu, Setia dengan tegas mengatakan, industri nasional telah diberi peluang memproduksi food tray, dan beberapa pelaku usaha dalam negeri menyatakan siap memenuhi permintaan tersebut.

"Kami telah membuka peluang bagi pelaku industri nasional, termasuk yang selama ini memproduksi alat masak stainless steel seperti panci, wajan, dan lainnya untuk bisa memproduksi food tray atau ompreng. Pemerintah sangat mendukung agar kebutuhan itu bisa dipenuhi dari dalam negeri,” kata Setia.

Namun, kata Defiyan, fakta bahwa pemerintah justru mempertimbangkan opsi impor, menunjukkan ada tarik-menarik kepentingan yang berpotensi melemahkan komitmen terhadap pemberdayaan industri nasional. 

“Jangan sampai ada pihak-pihak yang bermain di balik layar, memanfaatkan celah proyek negara untuk kepentingan dagang jangka pendek,” ujarnya.

Semangat Gerakkan Ekonomi Lokal

Defiyan mengingatkan, semangat program MBG adalah menyehatkan rakyat sekaligus menggerakkan ekonomi lokal—bukan menjadi pasar konsumtif bagi produk luar.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved